Tapi setelah gede, setelah merantau, gue baru tau bahwa ada makanan yang memang cuman ada di tempat-tempat tertentu. Pun kalo pun ada makanan dengan nama yang sama di daerah lain, rasanya tak akan pernah sama. Begitulah, sehingga timbul yang namanya kangen makanan daerah asal...seperti rasanya kangen suasana masa lalu. Sweet banget rasanya...
Dan hari ini tiba-tiba gue melow,,,
Padahal cuman gara-gara baca ini : Wedang Cemue
Gue jadi kangen masa-masa kecil gue. Sore-sore, hujan-hujan, minum cemue. Biasanya sebelumnya gue harus naek sepeda onthel dulu ke warung buat beli minuman ini. Dulu di kampung gue, banyak warung-warung yang jual. Apalagi kalo bulan ramadhan, warung-warung yang sehari-harinya ga jualan pun jadi ikutan jualan cemue ini.
Kalo di kampung gue, warung itu artinya adalah kedai. Ya warung itu adalah suatu tempat jualan yang dagangannya adalah makanan (biasanya gorengan atau gethuk-gethukan) dan minuman (biasanya kopi, teh, jamu, anggur kolesom, dan macem2 es, seperti es buah, es temulawak, es sirup, es kolak, es kacang ijo, dll). Itu namanya warung.
Kalo yang dagangannya selain itu, itu namanya toko. Huwehehehehe.
Ciyus. Jadi jangan sampai bilang beli gula di warung kalo lagi berada di kampung gue, ntar mereka bingung,,itu warungnya siapa yang jual gula? Getoohh.
Back to cemoe. Ibuk juga sering bikin buat menu buka puasa. Menurut gue, cemue itu enaaaaaaaakkk tenan, mungkin ini yang namanya rasa rasa kangen yah,,, :,)
Beklah, ini resep yang gue copy dari link tadi :
Sumber gambar dari sini
Bahan :- 3 lembar roti tawar, potong kotak kecil
- 3 cangkir air putih
- 1 cangkir santan kental
- 3 sdm gula pasir
- jahe sebesar ibu jari tangan, dikeprek
- sejumput garam
- daun pandan, remas-remas, ikat
- bawang merah goreng
- kacang tanah kupas yang digoreng, bisa juga menggunakan kacang bawang atau kacang kulit kemasan yang dikupas hingga ke kulit tipisnya.
- Rebus air dengan gula, garam, jahe, dan daun pandan. Gunakan api kecil. Aduk hingga gula larut
- Tambahkan santan, aduk agar tidak pecah, didihkan, matikan api
- Tuang kuah santan ke gelas saji, beri irisan roti secukupnya, taburi bawang goreng dan kacang, sajikan hangat.
Pernah sekali gue bikin. Dulu, sebelum gue menemukan resep ini.
Saat itu yang ada di pikiran gue adalah kangen rumah, trus kebetulan gue ngeliat ada roti tawar dan santan instan di dapur. Pas banget di meja tamu gue ada kacang bawang. Hm,,iseng-iseng gue bikin. Cemue ala ibuk. Sama dengan resep di atas, hanya tanpa takaran, tanpa jahe dan pandan. Sesimpel itu.
Gue tidak menemukan rasa kampung gue,,,dan gue masih tetap kangen. :,)
Cemue, jangan bobor, bothok-bothokan, oblok-oblok, pecel,sambel kambil (yang pakae genteng bakar),,,semuanyaaaa...
Di Jakarta memang mungkin ada, tapi tidak akan pernah sama. :,)
Bonus :
Berita Ngawi
Tentang Ngawi