Thursday 16 November 2017

Impementasi Pengenalan Tuhan (2)

Bagian I

Setelah saya ketik "arsy Allah", maka yang muncul adalah gambar-gambar galaksi alam semesta. Mereka pun kembali bertanya apakah itu arsy? Dan mulailah saya menjelaskan bahwa itu adalah gambar alam semestar yang berbentuk galaksi-galaksi bintang. Besar sekali dan Allah lebih besar dari semua itu.

Kemudian kami lanjutkan dengan menonton video dari youtube tentang arsy. Dan akhirnya mereka menerima kesimpulan bahwa tidak ada manusia yang tahu bagaimana bentuk arsy.

Ada alasan kenapa saya pengen banget mengajarkan tentang Ketuhanan kepada anak-anak. Saya ingin anak-anak saya mengenal siapa yang menciptakan semua ini dan kepada siapa mereka harus meminta dan bergantung. Saya ingin mereka hidup sesuai tujuan Tuhan menciptakannya, saya ingin anak-anak saya menjadi anak yang patuh pada Tuhannya. Dan saya memulai semua ini dengan mengenalkannya dengan Allah.

Setelah pelajaran hari itu, sedikit banyak mereka mengerti, bahwa Tuhanlah yang mengatur semuanya, walaupun masih ada kerancuan, apakah yang membuat mereka berbadan kuat itu apakah sayuran ataukah Tuhan? Logika mereka belum sampai sejauh itu, hehehehe.

Pelajaran pengenalan Tuhan yang lengkap dengan 20 sifat wajib Allah saya rasa harus saya tunda sampai mereka usia sekolah, karena untuk saat ini, imajinasi mereka lebih menuntut untuk saya turuti daripada saya memaksakan teori yang terlampau berat untuk mereka serap.

Saya rasa, langkah selanjutnya untuk pelajaran pengenalan Tuhan adalah dengan praktek dalam kehidupan sehari-hari, dengan melaksanakan sholat, berdoa dan selalu berterima kasih kepada Tuhan. Dan tentu saja, untuk hal ini saya juga sedang tahap belajar untuk lebih baik dalam menjalankan tugas sebagai makhluk ciptaan Allah.

Ayo orang tua, tetap semangat!!


Wednesday 15 November 2017

Brownies Oreo

Beberapa hari yang lalu saya melihat salah seorang teman saya membagikan kiriman salah satu netizen dari Malaysia yang membagi resep membuat kue dari oreo. Siapa sih yang tidak tahu oreo? Dan siapa sih yang tidak tahu brownies? Hehehe, dan dengan resep tersebut semua orang pasti bisa membuatnya. Iya, semua orang pasti bisa membuatnya!!

Resepnya begini :
Bahan :
2 bungkus oreo yang panjang itu
1 kotak susu UHT 200 ml

Cara membuat :
Blender halus oreo termasuk krimnya. Campurkan dengan susu. Aduk rata. Tuang ke dalam kotak makan/cetakan. Kukus kurang lebih 20 menit. Angkat, dinginkan. Boleh dikasih topping sesuai selera.

Nah, kemarin saya mengajak kawan seruangan saya di kantor untuk membuatnya. Kebetulan di kantor ada magic com yang bisa kami gunakan untuk mengukus. Untuk menghaluskan oreo, saya rasa saya bisa memukulinya dengan benda apapun yang ada di kantor, hahahahaha.

Lalu kami pun berbelanja di toko dekat kantor dan membuat kue itu dengan segala keterbatasan. Ternyata benar-benar simpel dan jadilah sebuah brownies yang mantap sekali! Kami menggunakan oreo yang berisi krim coklat, susu UHT coklat, dan menggunakan topping coklat cair. So yummy! Kalian harus coba.

Kemudian saya ingin membuatkannya untuk Inas, anak saya yang alergi susu sapi. Kebetulan oreo adalah salah satu produk biskuit yang tidak mengandung susu sapi di dalamnya. Dan untuk susu UHTnya, saya mengganti dengan susu kedelai UHT. Dan tadi malam saya betul-betul membuatnya!!

Nah, perbedaan brownies yang dibuat dengan susu sapi UHT dan susu kedelai UHT adalah yang menggunakan susu kedelai UHT teksturnya seperti kue bantet, jadi lebih padat seperti kue lumpur, sedangkan yang menggunakan susu sapi teksturnya mirip seperti brownies kukus pada umumnya. Untuk rasa, menurut saya keduanya rasanya enak.

Kemudian saya memikirkan, bagaimana jika saya membuat kue sejenis dengan oreo yang gold (yang berwarna putih) dan susu juga UHT yang putih? Atau membuatnya dengan oreo yang Gold, dengan UHT mocca? Atau membuatnya dengan oreo putih dengan cairan kopi susu? Wah, sepertinya asyik ya. Nanti saya akan coba buat dan hasilnya akan saya ceritakan di sini. Tunggu saja!

Tuesday 14 November 2017

Daun Karet Kebo

Beberapa waktu yang lalu, ibu mertua saya membagikan sebuah tulisan tentang seseorang yang tadinya sudah tidak bisa berjalan karena stroke, kemudian bisa kembali berjalan bahkan berlari setelah mencoba pengobatan dengan daun karet kebo.

Iseng-iseng saya ketikkan karet kebo di mesin pencari alias google. Muncullah banyak sekali tulisan yang kurang lebih menyampaikan berbagai manfaat daun karet kebo dan akar karet kebo untuk mengobati berbagai penyakit seperti maag, bisul, melancarkan peredaran darah, haid terhenti dan juga stroke. Saya ambil salah satu gambar dari google, lalu saya kirimkan kepada ibu mertua saya.

Lalu ibu mertua saya bilang, tolong nanti kalau pulang kampung, bawain dauh karet kebo tersebut. Waduh, saya tidak tega bilang kalau sebetulnya saya juga baru melihatnya melalui google, belum pernah melihatnya di dunia nyata. Tak disangka, ketika sore hari saya menjemput suami saya di kantornya, di sana ada satu pot berisi tanaman karet kebo. Ah, tapi masak saya metikin daun karet kebo di pot itu yang jumlahnya pun tidak seberapa.

Besoknya, sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya (rute berangkat dan pulang berbeda) saya mengamati setiap pohon yang saya lewati. Wah kok nggak nemu ya,,,apakah pohon ini sudah langka. Lalu saya ingat ada sebuah pohon besar di dekat jembatan Slipi, saya mengatakan kepada suami saya bahwa kami harus kesana untuk survey. Belum sempat kami survey, suatu hari di tengah kemacetan tepat di samping kantor saya, mata saya terpaku pada dedaunan di dinding pagar pembatas flyover. Karet Kebo!!

Ya ampun, ternyata di dekat kantor saya juga ada pohon karet kebo yang besar sekali, bahkan ada dua pohon sekaligus di pinggir flyover! Lalu pas perjalanan berangkat dan pulang berikutnya, saya menemukan pohon itu lagi dan lagi di sepanjang jalan. Ternyata masih banyak terdapat pohon karet kebo tersebut di Jabodetabek. Akhirnya saya memetik 21 lembar daun dari pinggir jalan dan saya kirimkan melalui pos ke rumah mertua saya.

Saya belum bertanya lagi apakah sudah dicoba direbus dan diminum airnya oleh mertua saya. Sebetulnya saya juga ingin mencobanya karena beberapa tahun terakhir saya bermasalah dengan berat badan dan itu mempengaruhi siklus haid saya yang menjadi terhenti. Saya juga pernah beberapa kali memeriksa kolesterol dan pernah terlalu tinggi. Mengingat keluhan saya itu, sepertinya saya memang harus mencobanya.

Nanti kalau sudah saya coba, saya akan ceritakan di blog sini bagaimana hasilnya ya :)

Monday 13 November 2017

Implementasi Mengenalkan Tuhan

Pada postingan saya beberapa hari yang lalu, saya sudah membayangkan akan dengan lancar mengenalkan Allah kepada anak-anak saya. Dengan gaya santai, saya mencoba menyampaikan materi "Ketuhanan" kepada mereka. Namun ternyata imajinasi anak-anak itu sungguh sangat sangat sangat luas dan tinggi sekali,hahahaha saya akan ceritakan di sini.

Saya : Anak-anak bunda yang pintar, ayo sini bobok di samping bunda, bunda mau cerita

Inas dan Hafi : Waaaahhh,,,cerita apaaa... (mereka berdua berbaring masing-masing di samping kanan dan kiri saya.

Saya : kisah tentang indah hari tua bersamamu..

Inas dan Hafi : Haaaaaaa??????? Itu kan laguu... Hahahahaha

Iya, itu sepotong bait di lagu Surat Cinta untuk Starla, hahaha

Saya : Hahaha.. Bukan itu sih, bunda mau cerita tentang..

Hafi : Tentang cinderella!!

Saya : Hahaha,,emang kamu tau Cinderela, Dek?

Hafi : Aku tau putri kiki yang ada di Tayo,,

Saya : Hahahaha... Nggak ah, bunda mau cerita tentang yang menciptakan kita semua,,yang menciptakan ayah, bunda, inas, hafi, oma, opa, mbah uti..

Inas : Pakde diki, bude, kakak sakhi..

Hafi : Ava, onti puspa, om iki, malika

Inas : nindi, mas ayos, mba noan...

Sekitar 2 menit kemudian mereka masih menyebut semua nama orang yang dikenal plus gunung, laut, jalan raya, rumah, angin, awan,,dll dst..

Saya : iya, yang menciptakan semua itu adalah?

Inas dan Hafi : Allah!!!

Saya : Iya betul, Allah itu Tuhan kita, pencipta alam semesta. Allah itu Maha Kuasa, hebat sekali bisa melakukan apa saja...

Hafi : Kalau malam Allahnya tidur

Saya : Tidak, Allah tidak pernah tidur, Allah tidak pernah tidur, tidak pernah capek, hebat sekali

Inas : apakah matanya Allah tidak berat?

Saya : Kalau yang matanya berat itu manusia, kalau capek dan ngantuk matanya berat,,seperti kakak..

Inas dan Hafi : Hahahahahaha...

Inas : Allah itu rumahnya dimana?

Saya : Allah itu di arsy..

Inas : Arsy itu seperti apa?

Hafi : Kalau Allah itu seperti apa bunda?

Saya : Allah dan arsy itu manusia tidak bisa melihatnya

Inas : Tapi aku mau tahu Allah itu seperti apa..

Saya : Tidak ada yang bisa melihat Allah, Nak.. Kita mungkin akan bertemu Allah kalau sudah meninggal, tapiii,,,kita harus menjadi orang baik yang disayang sama Allah..

Inas : Tetapi aku tidak suka meninggal..

Saya : Nanti kakak berdoa sama Allah ya, minta sama Allah supaya diberikan umur yang banyak,,supaya bisa banyak membantu orang..

Inas : Tapi Allah itu seperti apa?

Hafi : Arsy seperti apa? Bagaimana kalau kita cari di gugel...

Mereka langsung menyapa "halo gugel" dan ...

Hafi : Hah?? Allah itu seperti iqra?? (iqra : buku belajar membaca alquran)

Saya : Bukan sayang, tidak ada yang bisa melihat Allah, itu hanya tulisan arab yang berbunyi Allah..

Inas : Akhsi! Akhsi! (berkali-kali dia berteriak ke smartpphone tetapi hasilnya masih "aksi" karena cadel. setelah beberap kali akhirnya tulisan "arsy" yang muncul bersama gambar-gambar putrinya Anang Hermansyah, hahaha). Lalu saya ketikkan "arsy Allah" di mesin pencari..

to be continued....

Sunday 12 November 2017

Tentang Rina Nose

Saya tidak kenal mbak Rina, bahkan bertemu pun belum pernah. Saya hanya baru melihat dia di layar kaca, ketika memandu sebuah acara. Sebatas itu saja yang yang saya tahu tentang seorang Rina Nose. Rina yang terkenal karena hidung peseknya, yang kemudian membuat dia jadi memiliki nama panggung Rina Nose, Rina Hidung. Mbak Rina itu pandai melucu dan suaranya bagus dan juga pintar menyanyi. Jadi, saya akan menyampaikan uneg-uneg saya sebatas sepengetahuan saya tentang Mbak Rina Nose ini.

Mbak Rina adalah artis yang semula memang tidak mengenakan kerudung dalam kesehariannya. Hingga kemudian di pertengahan tahun 2016, Mbak Rina memutuskan untuk mengenakan kerudung dalam kesehariannya karena "katanya" setelah pencariannya selama 2-3 tahun, membuat hatinya mantap untuk merubah penampilannya tersebut. Menurut sebagian besar orang, perubahan penampilannya ini membuat Mbak Rina dinilai lebih religius dibanding sebelumnya padahal menurut saya, itu hanya masalah penampilan saja, esensi religiusitas bukan disitu.

Sekitar setahun kemudian, yaitu beberapa hari yang lalu, Mbak Rina yang dinilai sebagian besar orang sudah menjadi lebih religius karena kerudungnya, memutuskan untuk tidak lagi mengenakan kerudung dalam kesehariannya (lagi), sama seperti dulu. Hal ini menimbulkan kekecewaan buat sebagian orang yang sebelumnya memuji Mbak Rina dengan kerudungnya. Dan menurut saya, apa yang membuatnya kecewa? Ya karena mereka menganggap penampilan Mbak Rina itu sebagai tolok ukur religiusitasnya itu tadi.

Wahai, buat saya Mbak Rina adalah manusia biasa, tempatnya salah dan lupa. Dan masih ingatkah kamu, hati manusia itu gampang sekali dibolak-balikkan, jadi menjadi sangat wajar ketika Mbak Rina tiba-tiba memakai kerudung, lalu menjadi tidak. Jangankan kerudung, banyak orang yang semula rajin sembahyang, bisa berubah menjadi orang lain yang sangat-sangat berbeda bahkan tidak sholat sama sekali. Jadi, saya rasa perubaha Mbak Rina ini tidak usah terlalu diributkan.

Permasalahan yang terjadi kemudian adalah disebabkan oleh posisi Mbak Rina yang dianggap sebagai figur publik yang banyak memiliki pengaruh terhadap khalayak ramai yang mungkin banget akan menjadikan Mbak Rina sebagai teladan. Well, dalam hal ini saya memandang permasalahan ini dari sisi orang tua. PR buat orang tua adalah memberikan teladan kepada anak-anaknya dan mengenalkan sosok yang tepat menjadi teladan, yaitu Rasulullah SAW. Kita sendiri harus memberikan contoh tersebut, jangan menjadikan artis atau manusia lain sebagai teladan, teladan terbaik adalah Rasulullah. Titik. Panduan hidup kita adalah Alquran dan Assunah, bukan gaya hidup artis.

Jadi untuk kawan-kawan yang ribut dengan perncopotan kerudung Mbak Rina, ayo fokus dengan menjaga anak-anak kita, fokus menjaga keluarga kita supaya tidak melencengkan keteladanan kepada yang tidak seharusnya. Suri tauladan kita adalah Rasulullah, bukan yang lain :)

Saturday 11 November 2017

Memikirkan Pendidikan Anak

Semenjak anak saya mogok sekolah beberapa tahun yang lalu, yang dimulai tepat di saat dia seharusnya pindah ke TK B, saya mulai melirik homeschooling. Sekolah rumah, dimana sekolahnya adalah rumahnya dan rumahnya adalah sekolahnya. Dia bisa belajar apa saja, dimana saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Saya sangat tertarik dengan konsep ini, karena sesungguhnya memang kita bisa belajar apa saja, kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja, itu sudah sunatullah sejak manusia dilahirkan sampai nantinya manusia meninggal dunia.

Namun, setelah melihat beberapa keluarga yang menerapkan HS, saya menjadi sedikit minder. Karena mereka terlihat sangat keren. Orang tua yang terlibat terlihat sangat kreatif, inovatif dan mumpuni, anak-anaknya terlihat sangat cerdas dan berprestasi. Saya jadi otomatis mempertanyakan kapasitas saya sendiri, bisa nggak saya seperti itu? Bisa nggak saya membuat anak-anak saya mengoptimalkan kemampuannya. Saya menjadi sedikit takut.

Saya mulai memikirkan gambaran besarnya. Okelah, untuk materi pelajaran tingkat SD, saya yakin saya dan ayahnya bisa mengajari mereka karena saya yakin kami menguasai dengan baik materi tingkat dasar itu, namun untuk tingkat SMP dan selanjutnya, saya masih sangat ragu. Oleh karena itu, saya menyusun rencana dimana HS hanya akan kami terapkan kepada mereka sampai mereka mendapatkan ijazah setingkat SD-nya dan selanjutnya berlanjut ke sekolah formal. Bisa seperti itu? Dari yang saya baca, hal tersebut sangat mungkin, karena jika kita melaksanakan HS dengan metode schooling at home, maka sebenarnya yang mereka pelajari adalah mirip seperti sekolah formal pada umumnya, hanya saja berbeda metode dan untuk ijazahnya, mereka dapat mengikuti ujian kesetaraan seperti paket A, B dan C.

Tantangan kedua adalah, ternyata mengajarkan sesuatu kepada anak adalah bukan perkara mudah. Anak-anak seperti spons kering yang menyerap air, cepat sekali mereka belajar, namun...dibalik semua itu, anak-anak juga seperti balon udara, imajinasinya terlampau tinggi jika dibandingkan dengan orang tua, sehingga ketika kita mencoba mengajarkan sesuatu, imajinasi mereka bisa membuat bahan ajar kita melenceng sangat jauh ketika disampaikan. Itu bukan hal yang buruk, karena secara alamiah anak-anak memang akan mempertanyakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Tuntun mereka ke jalan yang benar, itu kuncinya.

Tantangan berikutnya adalah lingkungan. Lingkungan kita masih terkungkung pada pola pikir bahwa untuk mendapatkan ilmu, anak-anak harus sekolah. Dan sekolah di pikiran mereka adalah sekolah formal saja titik. Itu yang membuat keluarga HS harus memiliki tekad yang kuat, prinsip yang kokoh dan hati yang sabar. Mulai dari menjelaskan konsep pendidikan, konsep HS sampai bahkan pada pola pikir masyarakat dan semuanya. Tak jarang masyarakat akan menilai "aneh" kepada keluarga HS, karena dianggap membiarkan anak-anaknya tanpa pendidikan, atau dianggap kikir karena tidak mau mengeluarkan uang untuk menyekolahkan anak-anaknya. Well, dan masyarakat itu termasuk juga adalah keluarga besar, kakek nenek mereka pasti akan bertanya-tanya ketika cucu-cucu kesayangan mereka tidak bersekolah seperti anak-anak lain. Siapkan mental dan jawaban yang kuat untuk ini. Buat saya, ini masih menjadi PR besar, karena orang tua kami adalah kepala sekolah. Hiks. Dan payahnya, saya yang masih memiliki rasa takut tidak bisa mengajarkan yang terbaik buat anak-anak saya, malah jadi labil antara tetap melaksanakan HS atau memaksa anak saya untuk masuk sekolah formal.

Secara pemikiran, saya lebih cenderung tetap melaksanakan HS untuk anak saya, hal-hal negatif tentang HS yang sering dipertanyakan masyarakat tidak menjadi masalah buat saya dan menurut saya hal-hal itu bisa dijawab dengan mudah oleh HS, bahkan malah menjadikannya nilai tambah. Misalnya tentang pergaulan anak HS yang dianggap kurang pergaulan atau kuper. Well, satu satunya kekurangan anak HS dalam pergaulan adalah bahwa mereka tidak memiliki teman sekolah. Dan menurut saya itu tidak menjadi masalah, karena sebetulnya dalam dunia nyata pun, pergaulan itu tidak memandang usia, pekerjaan, suku dan ras, agama bahkan dimana dia bersekolah. Di masyarakat kita diharuskan bisa bergaul dengan manusia dari semua latar belakang dan usia, ya kan? Jadi HS menurut saya masih lebih bagus. Yang membuat saya ragu hanyalah kapasitas saya, dan sepertinya saya bisa jika saya mau berusaha.

Ada saran?

Friday 10 November 2017

Pelajaran Kehidupan (3)

Untuk Apa Manusia Diciptakan?

Kata Allah, jin dan manusia itu diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada Allah. Apa itu ibadah?
Ibadah berasal dari kata dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Artinya tugas kita adalah patuh nurut kepada Allah. Ikut perintah Allah, tidak melakukan yang dilarang Allah. 

Tahunya darimana apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan dilarang oleh Allah? Tahunya dari Rasulullah, dari Alquran dan dari sunatullah yang terjadi di alam semesta ini. Karena itulah Allah memberikan kita akal untuk berfikir, tubuh untuk melihat, mendengar, belajar, hati untuk merasakan dan lain-lain.

Kita harus tahu tugas-tugas kita dengan mempelajari petunjuk yang dikasih sama Allah. Makanya akal digunakan untuk belajar dan mempelajari Alquran dan Hadist. Hadist itu adalah petunjuk yang Allah berikan melalui perkataan, perbuatan dan perilaku Rasulullah.

Ibadah itu ada 2 macam, ibadah murni dan ibadah lainnya. Ibadah murni adalah ibadah yang pelaksanaannya sudah diatur oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Sedangkan ibadah lainnya adalah semua perbuatan baik yang dilakukan untuk mencari ridha Allah. Seperti sedekah, berbuat baik kepada sesama, berbuat baik kepada hewan dan tumbuhan dan lain-lain.

Jadi sebagai manusia kita harus taat kepada Allah kemudian berbuat baik untuk mencari ridha Allah.

Thursday 9 November 2017

Pelajaran Kehidupan (2)

Manusia

Manusia itu adalah kita. Salah satu makhluk ciptaan Allah yang diberikan kelebihan dibanding makhluk Allah yang lainnya misalnya binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Manusia itu terdiri dari jasad atau tubuh kita ini dan juga ruh yang membuat kita hidup. Kalau meninggal, itu adalah saat ruh sudah waktunya kembali kepada Allah dan meninggalkan badannya. Untuk menjalani hidup di dunia ini, manusia dilengkapi dengan hati, akal dan tubuhnya. Hati digunakan manusia untuk merasakan sesuatu, memmilih yang baik dan tidak baik dan untuk tahu mana yang benar dan tidak benar. Akah diberikan kepada manusia supaya manusia bisa mencari ilmu dan menjadi pintar. Sedangkah tubuh, diberikan kepada manusia supaya manusia bisa berbuat sesuatu yang baik-baik.

Tubuh manusia diciptakan Allah dari tanah, dan ruh yang Allah ciptakan dari alam arwah yang manusia pun tidak tahu bahannya apa. Hanya Allah yang tahu. Nantinya, tubuh manusia digabungkan dengan ruhnya, akan dikeluarkan Allah ke alam dunia melalui perut ibunya.

Setelah lahir ke dunia, manusia hidup dan menjalani aktifitasnya di dunia sampai jatah umur yang Allah berikan kepadanya habis. Kalau jatah umurnya sudah habis, maka ruh akan kembali kepada Allah sedangkan tubuhnya akan rusak dan kembali menjadi tanah.

Jadi, sebagai manusia kita tidak punya kekuatan apapun kecuali diberikan oleh Allah.

Wednesday 8 November 2017

Tugas Bersama (Part 1)

Halo rekan-rekan sekalian, kali ini yang akan saya posting adalah tulisan dari suami saya. Iya, tulisan perdananya yang minta tolong nebeng mejeng di blog saya, hahahaha...

Selamat membaca!

------------------------------------------------------------------------------------------

Anak-anak adalah masa depan bangsa. Mereka adalah aset, penerus perjuangan kita. Tentu saja yang orang tua harapkan adalah kelak anak-anak mereka akan menjadi anak soleh, pandai, cerdas, berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Tapi untuk memperjuangkan hal tersebut tidaklah mudah, butuh kerjasama dan komitmen semua pihak, mulai dari anak, adik, ayah, ibu, serta kakek dan neneknya, dan yang tidak boleh ketinggalan adalah pemerintah. Loh kok pemerintah dibawa-bawa??? Ya iyalah secara yang punya negara, yang nerbitin aturan itu mereka.

Sebagai gambaran, saya adalah ayah dari dua orang putra, Inas 6 tahun dan Hafi 4 tahun. Inas diusianya yang sudah 6 tahun lewat seharusnya sudah bisa memulai sekolah dasar kelas 1. Saya awalnya pun sangat berkeinginan agar dia bisa bersekolah dasar agar tidak kalah dengan anak-anak di TK-nya maupun anak-anak dari teman-teman kantor saya. Namun karena Inas suka ngambek, gak mau ditinggal sekolah sendirian, atas pertimbangan psikologis, masukan dari kakek dan neneknya dan tentu saja, masukan dari bundanya yang sudah rela perutnya dirobek demi ngeluarin Inas, akhirnya saya mengalah. Inas diputuskan untuk belajar dirumah. Awalnya tentu saja terkadang saya minder, ketika ditanya Inas sekolah kelas berapa? Sekolah dimana? Mau dijawab tidak sekolah, belajar dirumah saja, ya ampun malu banget... (orang tua aneh ya... yang jalanin siapa, yang malu siapa).

Setelah kami memutuskan untuk mendidik Inas di rumah. Istriku yang secara aktif browsing sana-sini, ngobrol sama orang antah berahtah yang dia kenal di media sosial maupun dari internet. Menceritakan metode pedidikan yang akan digunakan, pelajaran apa yang akan diberikan, dan juga kisah inspirasi penyemangat bahwa banyak diluar sana, anak yang terlambat sekolah dasar bisa mengejar ketertinggalan dan bisa sukses. Kemudian dia juga menceritakan anak-anak yang tidak sekolah secara formal di SD, hanya dididik oleh ibunya dirumah bisa menjadi orang yang sukses, bahkan melewati anak pada umumnya.

Mendengar penjelasan dan pengertiannya istriku, aku jadi teringat masa kecilku dulu, dimana waktu aku umur 6 tahun, mamahku yang seorang guru SD mencoba menyekolahkanku. Tapi ternyata sering saya sering nangis di kelas jika ditinggal mamah untuk mengajar kelas lain. dan atas pertimbangan mamah dan papah, bahwa mental saya belum cukup kuat, meskipun saat itu saya sudah mahir membaca, menulis dan berhitung. Dan memang orang tua saya tidak memaksa saya harus sekolah. Akhirnya tidak ada dua bulan, saya pun sudah berhenti sekolah, mulai belajar secara otodidak dirumah.
--------------------------------------------------------------------------------

to be continued...

Bangun Pagi

Ketika engkau bangun tidur, membuka mata di pagi hari, apa yang ada di pikiranmu?

Apakah pesan-pesan di media sosial yang mungkin masuk ke akunmu ketika kamu terlelap semalam?
Atau tumpukan tugas-tugas kantor yang menunggu diselesaikan?
Atau janji-janjimu dengan rekan-rekan dan atasan-atasanmu?
Atau menu makanan yang harus engkau siapkan hari ini untuk keluarga kecilmu?
Atau cicilan hutang yang harus kau bayar hari ini?
Atau tumpukan pekerjaan rumah yang kau rasa tidak ada habisnya kau kerjakan?

Ah,,kurasa hidup tidak harus serumit itu


Ada seseorang yang begitu matanya terbuka di pagi harinya
Dia akan mengingat secangkir kopi lengkap dengan pendampingnya,
Serta waktu damai pagi disela sejuknya angin subuh yang menyapa...
Dinikmatinya tegukan demi tegukan sambil dikumpulkannya rasa syukur untuk kehidupannya hari ini
Terima kasih dia sehat hari ini
Terima kasih dia masih hidup hari ini
Terima kasih dia masih memiliki waktu untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang menunggunya hari ini
Setelah kosong gelasnya, dia bergegas mandi dan menggosok gigi dengan santai
Lalu mulai tersenyum dan mengerjakan apa yang harus dia kerjakan

Ada kalanya sesuatu itu tidak harus selalu kita pikirkan setiap saat
karena sesuatu itu hanya perlu kita kerjakan..

Bagaimana pagimu?

Tuesday 7 November 2017

Pelajaran Kehidupan (1)

Pengenalan Tuhan

Nak, tahu kah kamu siapakah yang menciptakan kita semua? Yang menciptakan ayah, bunda, oma, opa, kamu, adek kamu dan juga bumi ini?

Iya, dia adalah Tuhan. Tuhan itu Maha Kuasa. Maha itu artinya di atas semuanya, dia sangat sangat sangat berkuasa atas semuanya. Dan Dia itu Maha Semuanya, tidak ada yang bisa menandingi Tuhan.

Tuhan menciptakan makhluk hidup dan juga benda mati. Seperti manusia, binatang, pohon-pohon dan juga gunung, tanah, air dan udara, tentu saja semuanya Tuhan yang ciptakan.

Tuhan juga Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada makhluknya. Makhluk itu adalah semua yang Tuhan ciptakan. Tuhan sayang sekali pada kita, sehingga semua kebutuhan kita diberikan oleh Tuhan. Makanan, minuman, kendaraan, tempat tinggal, udara untuk bernafas, rezeki untuk menikmati semua itu semua Tuhan yang memberikan.

Tuhan cuma ada satu. Allah. Ada sifat-sifat Allah yang perlu kita ketahui :
1. Wujud (Ada)
2. Qidam (Dahulu)
3. Baqa (Kekal Abadi)
4. Mukhalafu lil hawadists (Berbeda denga makhluknya)
5. Qiyamuhu binafsihi (Berdiri Sendiri)
6. Wahdaniyat (Esa)
7. Qudrat (Berkuasa)
8. Iradat (Berkehendak)
9. Ilmu (Mengetahui)
10. Hayat (Hidup)
11. Sama (Mendengar)
12. Bashar (Melihat)
13. Kalam (Berbicara)
14. Qadiran (Maha Berkuasa)
15. Muridan (Maha Berkehendak)
16. Alimun (Maha Mengetahui)
17. Hayyun (Maha Hidup)
18. Samian (Maha Mendengar)
19. Bashiran (Maha Melihat)
20. Mutakaliman (Maha Berkata-kata)

Tuh kan, buat Allah, tidak ada yang tidak mungkin, semuanya Allah bisa ciptakan!

Itulah Allah, Tuhan yang menciptakan kita dan alam semesta ini, semuanya Allah yang ciptakan.

Monday 6 November 2017

Sebuah Pemikiran tentang Pelajaran

Saya sedang memikirkan darimana saya mendapatkan semua ilmu pengetahuan yang ada di kepala saya saat ini. Saya ingin memberikan semua ilmu pengetahuan yang ada di kepala saya ini kepada anak-anak saya, untuk itu saya harus tahu darimana saya mendapatkannya dulu. apakah dari sekolah, dari ajaran bapak dan ibuk, dari TPA atau dari pengalaman hidup sehari hari.

Satu masalah yang saya hadapi saat ini adalah bahwa anak saya tidak mau bersekolah di sekolah formal. Jadi saya sedang memikirkan bagaimana menyampaikan ilmu pengetahuan yang dulu saya dapat dari sekolah formal kepadanya. Mungkin tidak akan membuat saya mengernyitkan dahi ketika ilmu pengetahuan tersebut saya pahami sungguh-sungguh sehingga dengan mudah saya mengajarkannya kembali kepada anak-anak saya, bagaimana jika yang saya tidak menguasai, sedangkan mereka minatnya ada di sana?

Ah, lalu saya berfikir lebih luas. Melihat hidup lebih besar. Memikirkan tugas kita semua sebagai manusia. Untuk apa kita diciptakan dan harus bagaimana? Saya memikirkan masa depan anak saya jauh lebih ke depan dibandingkan sekedar memperoleh pekerjaan dan mendapatkan uang. Saya memikirkan pelajaran hidup manusia.

Terbesit di kepala saya, saya harus membuat sebuah buku untuk anak-anak saya yang isinya bisa menjadi bekal nanti ketika dia dewasa. Mungkin saya bisa memulai dengan mengenalkan Tuhannya, mengenalkan dirinya dan kemudian menjelaskan tugasnya di dunia ini. Tentu saja tidak boleh ketinggalan adalah kemana nanti kita akan menuju.

Saya tahu ini keinginan yang tidak mudah, tetapi saya akan mencobanya. Bismillah...

Sunday 5 November 2017

Ulang Tahun

Setumpuk perhatian
Sejumput lirikan dan
sebongkah kue tart
menghampirimu pagi tadi

Sejenak udara berhamburan
berisi butiran-butiran doa dan
harapan akan masa depan
mengusap halus wajahmu yang bahagia

Mereka bilang hari ini istimewa
karena beberapa waktu yang lama
di tanggal inilah kamu mulai ada
di dunia dan mengisinya dengan tangis dan tawa

Lalu mereka berkata
selamat berbahagia
selamat bertambah usia
semoga sisa umurmu berguna.

Amiiin.
Itu saja yang kau kata
lalu terima kasih

Saturday 4 November 2017

Prioritas

Prioritas adalah hal yang membuat kita mampu mengesampingkan hal lain demi terlaksananya hal yang kita prioritaskan.

Prioritas antara satu orang dengan yang lain tentu berbeda. Karena prioritas hadir dari prinsip masing-masing individu. Prinsip sendiri adalah hasil dari pengalaman dan pemikiran seseorang yang sumbernya adalah latar belakang, pengalaman dan situasi dan kondisi seseorang itu.

Dalam pandangan yang (seharusnya menjadi) paling dasar seorang muslim, hal yang menjadi prioritasnya adalah tugasnya dari Tuhannya, tentang untuk apa dia diciptakan. Dan tugas manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Beribadah itu apa? Beribadah adalah melakukan kebaikan yang ditujukan untuk mencari ridho-Nya. Tentu saja, dalam beribadah itu ada aturan yang harus dipatuhi, dan aturan-aturan itu ada dalam ilmu agama yang harus dipelajari seluruh umat islam dari sejak dia ada di buaian sampai nantinya dia mencapai batas umurnya dan siap dimasukkan ke dalam liang lahat.

Panduan hidup manusia itu sendiri pada pokoknya ada 2, yaitu kitab suci Alquran dan hadist nabi. Bagaimana manusia bias perpegang pada kedua hal itu jika membacanya pun tidak pernah? Apalagi mempelajari maknanya?

Namun dalam kenyataannya, setelah terlahir ke dunia, menikmati segala fasilitas yang Tuhannya berikan, manusia lupa dengan semua itu. Dan mempelajari Alquran pun lenyap, sama sekali tidak masuk prioritasnya. Jangankan masuk list prioritas, justru malah dirasakan sebagai keterpaksaan dan gangguan dari melaksanakan aktivitas lainnya di dunia ini.

Dan itulah yang saya rasakan beberapa waktu lalu. Saya merasa terganggu ketika saya merasa bersalah sudah bertahun-tahun tidak bias mengkhatamkan Alquran. Saya merasa bersalah sekaligus kesal karena tidak bias memaksa diri saya untuk menyapa Alquran saya setidaknya satu kali setiap hari. Dan cita-cita besar saya masih belum berubah, ingin masuk surga-Nya. Yang mana setelah saya pikirkan kembali, itu seperti saya bermimpi di siang bolong.

Lalu saya mulai memaksa diri saya untuk berubah. Saya percaya perubahan yang awet adalah perubahan yang dilakukan sedikit demi sedikit namun rutin dilaksanakan. Istiqomah. Dan tentu saja saya juga harus catat, bahwa proses menjadi lebih baik itu tidak akan mudah. Dan untuk menguatkan saya, saya mengajakn beberapa teman yang merasakan permasalahan yang sama. Supaya kalau saya mulai hilang semangat, ada mereka yang mengingatkan dan menyemangati saya.

Ah, saya menulis panjang lebar ini hanya untuk meminta doa. Saya minta doanya, semoga kami tetap istiqomah memperbaiki diri. Karena tidak ada tugas yang lebih penting dari Allah selain beribadah kepadanya, dan untuk mengerti ilmunya, kami harus tetap belajar,

Friday 3 November 2017

Tugasmu Hanya...

Kemarin saya sempat sangat marah pada seseorang yang bahkan saya tidak kenal. Pokoknya saya "sangking" marahnya sampai memaki-maki.

Kemudian salah seorang kawan saya berkata kepada saya, "Tugas kita hanyalah berbuat baik, urusan dia berbuat jahat pada kita, itu bukan urusan kita. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang bisa merubah hal itu, ya kamu lakukan itu, tetapi kalau tidak bisa, teruskan berbuat baik. Apakah dengan kamu marah-marah, dengan kamu kesal sendiri begitu akan ada dampak positifnya? Tidak, kan? Jadi mending kamu tetap fokus berbuat baik."

Iya sih..

Aku terdiam, menarik nafas panjang lalu menghembuskan pelan-pelan. Benarlah bahwa hati itu gampang sekali terbolak balik, lalu aku putuskan untuk tidak melanjutkan kekesalan. Aku putuskan untuk berbahagia!

Lalu aku tertidur nyenyak di kursi tamu kantor, hahahaha

Thursday 2 November 2017

Maybe Someday

Pernah dengar Hobbiton Movie Set? Atau Sovereign Ballarat Hills? Iya dua tempat wisata yang berupa suatu tempat yang dibuat sedemikian sehingga seperti "sebuah tempat yang lain".

Hobbiton Movie Set sebelumnya adalah tanah perkebunan milik seseorang yang bernama Alexander yang kemudian dibentuk menjadi "desa Hobbit" yaitu sebuah perkampungan tempat tinggal Hobbit (makhluk cebol ciptaan J.R.R Tolkien). Perkebunan yang berbukit-bukit itu disulap menjadi perkampungan dengan rumah-rumah imut berpintu bundar lengkap dengan sungai, kincir air dan perkebunan yang "hidup". Pembuatan "desa" tersebut membutuhkan waktu selama 2 tahun, dan hanya digunakan untuk keperluan syuting selama 12 hari. Setelah selesai digunakan untuk keperluan pembuatan film Lord of The Rings itu, "desa" itu dijadikan tujuan wisatawan. Cerdas. Masyarakat berbagai negara datang ke tempat tersebut sekedar untuk melihat langsung tempat yang ada di buku dan film LOTR. Kamu penasaran juga nggak?

Sovereign Ballarat Hills adalah lokasi yang dulunya adalah tempat pertambangan emas yang kini disulap menjadi lokasi wisata "hidup" dimana disana dibuat sedemikian serupa sehingga seperti kota di tahun 1800-an. Keren sekali.

Hmmm...

Sejujurnya saya sama sekali belum pernah kesana. Saya hanya membacanya melalui mesin pencari dan begitu takjub dengan penampakannya.

Jauh di dalam kepala saya, saya ingin sekali membuat yang seperti itu. Saya ingin membuat sebuah "desa" yang asri dan sejuk dan bersih lengkap dengan pola kehidupan yang "so yesterday" seperti suasana saat saya masih kecil dulu.

Saya pikir pertama-tama saya harus punya tempat atau lahan yang luas dulu. Kemudian saya buat rancangannya, dan secara bertahap "membangun sistem"nya. Saya rasa, itu adalah proyek besar dan saya harus melibatkan seluruh keluarga saya. Menurut saya akan sangat bagus jika kami sendiri yang mengisi "desa" tersebut. Tinggal disana, bercocok tanam dan berdagang, kemudian mengundang guru untuk mengajar pelajaran umum dan mengaji.

Sepanjang saya menjalani masa hidup saya yang sudah 30 tahun ini, masa-masa tinggal di kampung dengan kehidupan yang sederhana itu rasanya jauh lebih "hidup" dibandingkan dengan saat ini, dimana manusia lebih eksis di dunia maya daripada di dunia nyata. Dimana kesehatan dan pembelajaran menjadi hal yang "hanya ada di angan", sedangkan hiburan dan hiburan terus menerus menjadi pusat kehidupan.

Mungkin suatu saat nanti saya akan punya "desa" saya sendiri...

Maybe someday...

Wednesday 1 November 2017

Tanggal Muda

Entah sejak kapan hari memiliki usia
Padahal pagi siang dan malam
datang dan pergi di waktu yang sama
sepanjang waktu sejak aku ada

Katanya hari ini tanggal muda
hari yang bahagia

Aku berjalan dengan senyum lebar
merasa bahagia karena tanggal muda
Aku bertemu denganmu lagi
yang berangkat bekerja setiap pagi

Hari ini kau tergesa-gesa
tidak seperti biasa

Aku mengamatimu sampai jauh
hingga kau bertemu dengan kawanmu
lalu kalian berjalan semakin jauh
dan aku mulai tertarik mengikutimu

Disana kulihat kalian duduk bersama
ada yang berteriak dengan nada yang sama
kalian tidak berbahagia
padahal hari ini tanggal muda

Aku akan sampaikan pada mereka
tanggal muda bukan hari bahagia
tetapi hari demonstrasi
seperti kata kawanmu yang berorasi