Friday 29 November 2013

Chicken Soup for Soul

Gue selalu suka cerita-cerita yang romantis, penuh kasih sayang, membahagiakan dan menginspirasi.

Menurut gue, cerita yang seperti itu adalah salah satu mata pelajaran di sekolah kehidupan. Yaitu pelajaran belajar dari cerita bagian kasing sayang. :)

Salah satu sumber yang paling gue suka, selain karena lebih mudah mendapatkannya adalah serial Chicken Soup for Soul (yang sampai saat ini entah sudah berapa banyak edisinya,,hehehehe)

Gue selalu suka. Dan membacanya berulang-ulang. Ga pernah bosan karena gue ga mungkin bisa menghafalnya. Haha.

Banyak yang gue dapat dari pelajaran ini, antara lain :

1. Romantis itu tidak harus ditunjukkan dengan hal-hal yang besar dan mahal. Bisa dari hal-hal yang sederhana dan ada di sekitar kita. Seperti : memberikan catatan kecil yang manis dalam bekal makan suami atau anak kita setiap harinya.

2. Membuat orang lain bahagia itu akan membuat kita sendiri ikut bahagia. Misalnya memberikan hadiah kecil kepada sahabat tanpa harus menunggu ada event tertentu. Ketika melihatnya bahagia, trust me, kita juga akan merasa bahagia. Dan ingat, hadiah ga harus yang mahal. :)

3. Be Positive. Ketika kita menjadi positif, insyaallah segala yang ada di sekitar kita juga menjadi positif. Misalnya : Pernah gue ga sengaja nih lagi hobi senyum. Sepanjang hari gue senyum (tulus ya), dan suatu saat gue sadar, bahwa orang-orang yang kebetulan bertatap mata dengan gue juga membalas senyum gue. Dan apa coba, gue ngerasa orang yang tersenyum itu tampak jadi cantik dan ganteng. Ga ada kecuali.

4. Bersyukur itu menetramkan dan mencukupkan. Masih merasa hidup kekurangan? Yeah, jawabannya menurut gue cuman satu. Yeah memang Anda kekurangan, kurang bersyukur. Dan gue baru sadar, dalam agama juga diajarkan, jika kita bersyukur kepada Allah, maka Dia akan menambah nikmat untuk kita. Amiiin.

Sementara itu dulu yang bisa gue bagi. Dan masih banyak lagi yang rasanya kalo gue tuliskan akan menjadi satu buku sendiri. :)

Sampai sekarang gue masih membacanya, Chicken Soup for Soul, di kantor, di ruang laktasi, di rumah, bahkan di toilet (gue ga bohong).

Ga pernah bosan. Love it!

Hamil

Enggak. Gue nggak lagi hamil kok sekarang. :)  Haha.

Beberapa waktu ini, gue ngerasa waktu cepat sekali berlalu (e ciyeehh). Ya, jujur  itu, gue ga bohong atau mengarang-ngarang.

Hari ini gue berhenti sejenak. Memikirkan semuanya dan menemukan bahwa situasi sudah jauh dari yang ada di bayangan gue.

Salah satunya adalah bahwa teman-teman dan adik-adik gue yang sudah berubah status. Adik gue yang dulu masih gadis, masih kecil, masih bandel,,eh sekarang udah jadi ibu. Miss you, Sis...

Adik ipar gue yang beberapa waktu lalu masih gadis, centil dan manja, sekarang udah menikah dan harus berjuang menahan mual-mual karena hamil anak pertamanya...

Dan beberapa teman gue yang gue ingetnya masih gadis, juga sudah menikah. Menunggu kehamilan. :)

Cepat sekali. Dalam bayangan gue, semua masih sama, seperti saat gue masih gadis juga. It's long time ago...karena sekarang gue adalah emak-emak dengan dua anak. Haha

Beberapa kali kami membahas tentang hamil ini, karena kebetulan teman-teman yang setiap hari berinteraksi dengan gue sedang pengen hamil. (Semoga diberikan yang terbaik. Amiiin).

 Dan gue tiba-tiba saja mengingat tentang kehamilan gue...

Pertama kali mengetahui gue lagi hamil, itu sekitar bulan agustus 2010, pada usia kehamilan sekitar 8 minggu. Sebelumnya gue sempat sakit, ga sembuh-sembuh, badan rasanya ga enaaakkkk banget. Dan suami gue membawa gue ke dokter.

Tetiba gue takut mau minum obat. Khawatir kalo gue ternyata hamil dan meminum obat yang keras sehingga mempengaruhi janin. Mungkin itu pertanda. Dan gue mengikutinya. Gue pakai testpack. Dan...garis dua.

Itu di suatu pagi dan gue langsung membangunkan suami gue yang masih tidur. Gue membangunkan sambil teriak-teriak, "Mas, garis dua!"

Kemudian suami gue bangun sambil bilang, "Oh, yaudah gapapa", kemudian tidur lagi.

Wew, reaksi yang aneh.

Lalu gue ulang lagi membangunkannya dengan teriakan yang sama.

Baru kemudian suami gue bertanya, " Emang kalo garis dua itu artinya apa?"

Toweeeeeeeeeeeeeeeeeeengggggggg -_-''

Catet nih para istri, ga semua suami itu tau cara penggunaan testpack. >,<

Dan setelah gue jelasin, baru deh wajahnya bercahaya,,, hehe.

Kemudian gue baru tau, kalo suami gue itu mengira bahwa testpack itu hasilnya positif jika gambarnya adalah tanda +, bukan garis dua. Iya benul, itu kalo testpack yang mahalan..hahahahaha.

Kehamilan pertama gue penuh dengan muntahan. Lebay. Iya memang, haha. Maksud gue, setiap hari gue muntah-muntah sepanjang kehamilan gue itu. Iya, sembilan bulan, alias 39 minggu.

Dengan adanya muntah-muntah itu, frekuensi makan gue jadi 3 kali lipat. Kok bisa? Iya, karena setiap kali muntah gue mengisinya lagi. :D

Lemes? Iya, tentu saja. Dan beberapa kali pingsan. Lebay? Kali ini enggak. Hahay.

Alhamdulillah, di usia kehamilan ke 39 minggu, tanggal 11 Maret 2011, anak pertama gue lahir. Ganteng dan imut (just like me, ehem!)

Sekitar bulan September 2012, gue mengulang hal yang sama. Baru tau bahwa gue hamil. Sama seperti kehamilan pertama, sebelumnya gue sakit. Iya, pas lebaran di rumah mertua, bagai menantu yang kurang ajar dan ngambek, gue banyakan bermalasan dan tiduran di kamar. Gue nggak ngambek, serius, tapi badan gue rasanya remuk.

Dan benar, ternyata gue hamil lagi. Alhamdulillah. :)

Ga seperti kehamilan pertama yang penuh muntahan. Kehamilan kedua gue baik-baik aja. Hahaha.

Dan alhamdulillah, pada usia kehamilan yang ke 39 juga, 20 April 2013 anak kedua gue lahir. Ganteng dan imut (kayak gue).

Dan gue baru sadar. Anak gue itu sudah dua. Dan gue itu baru sadar kalo dulu gue menganggap bahwa perempuan yang sudah punya anak dua itu sudah tua. Dan gue tetap merasa bahwa gue itu masih muda. Hahahahaha. Dan gue harus meralat anggapan gue itu. Okay siap.

Yeah, gue memang masih muda. Selalu masih muda, sekarang atau kapanpun. :)

Presiden Direktur Terkeren

Siapa itu? Ya, siapa itu Presiden Direktur Terkeren?
Ya itu gue.

Gue ga salah ketik, lo ga salah baca. Iya itu gue. dan itu ada sejarahnya.

Entah gue kesambit apa, suatu hari gue pengen bikin email yang merupakan cerminan masa depan (ceilahh).

Dan tiba-tiba tanpa diduga, gue jadi punya email yang ini, yang namanya presidendirekturterkeren@gmail.com :D

Terdengar sangat narsis dan pede sekali. Iya itu cuman kedengarannya, kenyataannya, itu adalah cita-cita. :)

Dan hal terbodoh yang pernah gue lakukan adalah, lupa ganti login ketika mengirim email kepada kepala kantor gue. FYI, kepala kantor gue adalah salah satu pejabat eselon II di sebuah instansi pemerintahan. Dan dengan bodohnya, file yang harusnya gue attach ketinggalan! Presiden Direktur sih tapi kok rada-rada "ga bisa diandalkan" gitu,,hahahaha. Dan kemudian kepala kantor gue membalas dengan bunyi begini :

"Ibu Presdir, kok attachment-nya ga ada ya?"

Eooooooooooooooooooo... -_-''

Syukur alhamdulillah, kepala kantor gue itu baik. So dia malah jadi manggil gue dengan sebutan "Ibu Presdir" kalo ketemu gue di dunia nyata.. Haha. (Sekarang udah enggak sih, soalnya gue udah lama ga ngirim email lagi ke beliau).

Dan sekarang, you can call me Presiden Direktur. Can ya, bukan must, jadi lo bisa call me dengan sebutan yang lain. Hahahahahaha

Menu Sarapan Praktis

Bukan. Gue bukannya mau ngasih tau menu-menu sarapan praktis buat teman-teman sekalian. Sama sekali bukan.

Latar belakang gue nulis ini adalah untuk mengingatkan diri gue supaya tidak bingung ketika akan menyiapkan bekal untuk suami gue (dan gue sendiri) setiap paginya. Supaya kenapa? Supaya gue ngerasa bahwa nyiapin bekal itu gampang dan gue pasti bisa konsisten.

Berikut list yang bisa gue pakai :
- Roti isi selai, or susu, or meises.
- Nasi dengan tumis sayuran dan tempe/tahu goreng
- Nasi goreng dengan telur dadar/ceplok
- Mie goreng dengan telur dadar/ceplok
- Buah potong
- Bubur kacang ijo (dibuat malam sebelumnya)

Sementara itu dulu aja, itu yang gampang dan masak sih ga bisa bikin gitu doankkk...

Langkah gue selain menulis di sini adalah, menuliskannya kembali di selembar kertas untuk kemudian ditempel di pintu kulkas. Supaya apa? Supaya gue ga perlu mengingat-ingat dan berpikir ketika akan menyiapkan bekal untuk esok hari.

Apakah langkah ini akan berhasil ? Wah, itu gue belum tau, tapi kan memang semua itu diawali dari niat, kalo nggak sanggup ya Shanggupin!!! #apasih :D

Buat emak-emak yang mau nyiapin bekal buat suami, sementara waktu yang dimiliki terasa tidak lagi cukup. Oke, you boleh contek list gue (ini namanya gue ge er).

Hidup Hijau

It's called GO GREEN.

Segala hal itu dimulai dari yang kecil. Dimulai dari sini. Dimulai oleh kita sendiri.

Terkadang...
Gue berpikiran jernih dan pengen banget jadi orang yang peduli lingkungan. Yang istilahnya biasanya disebut dengan hidup hijau atau go green. Bukan. Bukan menjadi hulk,,,itu lain cerita :D

Secara barang-barang gue yang judulnya Tupperware udah banyak, terkadang gue berpikir untuk hidup hijau bersamanya. Beberapa kali sih gue praktekin. Dan yang terjadi adalah gue melihat beberapa orang memandang gue dengan mengernyit...

Salah dua orang yang mengernyit itu adalah tukang bubur kacang ijo deket kantor gue dan satu lagi pelayan warteg deket kantor suami gue.

Ceritanya :
One day gue berangkat kantor seperti biasa. Eh, ga biasa ding, soalnya hari itu gue ga masak, jadi ga bawa bekal. Dan gue malah bawa 2 tupperware gue yang berbentuk sebuah mangkuk dan sebuah gelas agak gede. Dua-duanya ada tutupnya yang insyaallah ga tumpah kalo dibawa-bawa.

Pertama kami ke kantor suami. Gue ke warteg. Beli sarapan dan gue bilang sama pelayannya makanan gue ga usah dibungkus, tapi pakai tempat makan gue (si mangkok). Dan dia mengernyit. Dan gue ngeyakinin dia. Dan dia oke-oke aja.

Kedua kami ke kantor aku. Suami nganterin. Habis itu ke tukang bubur. Bukan, bukan yang naik haji, tapi yang jualan bubur kacang ijo dan indomie. :D
Gue beli bubur kacang ijo dan bilang sama abang-abanganya supaya bubur gue langsung ditaruh di wadah gue (si gelas). Dan dia mengernyit. Dan gue ngeyakinin dia. Dan dia oke-oke aja.

Gue berharap itu akan konsisten gue lakuin. Supaya mengurangi sampah. Meskipun suma sedikit.

Dan ternyata.

Gue belum konsisten.

Dan gue akan berusaha lagi. Yeah! Semangat!

Kasihan bumi kita kalo semakin banyak sampah, apalagi yang susah atau tidak bisa terhancurkan (apa sih istilahnya ini)..
Yuk sayangi bumi, mulai dari diri kita sendiri... :-*

Berbisnis Sambil Berkarir

Sok iyes.

Gue emang suka sok iyes dalam membuat judul. Ini penting, sebab judul yang sok iyes itu bisa membuat orang tertarik untuk membaca.

Barangkali Anda ingin memperoleh ilmu tentang berbisnis sambil berkarir ketika berencana membaca tulisan ini, mohon Anda bersabar... :)

Gue memang sedang menjalankan itu. I mean, kerja sambil bisnis. Bukan, bukan bisnis yang gede,,hahaha,,,belom segitunyaaa..

Bisnis gue adalaaaaahhh (jreng jreng jreeng) :
1. Jualan Pulsa
Yeah, itu adalah jualan yang paling gampang, ga laku ga rugi, bisa dipakai sendiri dan ga berat mbawa-mbawa dagangan, dan ga perlu modal banyak. Cukup HP dan duit. Kelemahannya adalaaahhh, untungnya yang setipis ari. Sekali transaksi keuntungannya ga nyampe 1000 rupiah, hahahaha, bahkan kadang ga nyampe 500. Hehehehehe. Tetap semangat!

2. Jualan Snack
Jangan bayangin snack-snack yang high class yah.. Iya, kue yang sebijinya 3000 rupiah itu udah high class itungannya. : P jadi snack yang gue maksud di sini adalah snack sejenis KRIUK, (ga tau apa itu KRIUK? You bisa add tab dan cari di gugel dan you akan tau apa itu KRIUK) tapi mereknya bukan KRIUK, jadi it's called KRIUK-KRIUK-an :D dengan harga 5000/ 2 bungkus. :D
Untungnya banyak kah? Yah, banyak sedikit itu kan relatif, bagi gue, keuntungannya udah cukup buat ganti uang jajan gue (jajan gue biasanya beli snack semacam itu juga :D).

3. Melayani Pemesanan Tupperware
Yang ini sih gue malah jadi bumerang gitu. Gimana enggak, yang beli ke gue sih ga banyak, yang banyak justru gue beli sendiri karena sebagai emak-emak yang normal, mata gue kayak berkilau gitu kalo ngeliat kotak-kotak houseware yang lucu-lucu gitu,,,
Jadi bukannya untung gue malah semakin rajin belanja. NGeeekkkkkk

Yeah, itu doangan sih bisnis gue. Tapi sekecil apa juga itu udah bisnis namanya.. Ya kan? Dan ini dilatar belakangi oleh cita-cita gue yang pengen menjadi BOS, bukan KARYAWAN. That's sound great? Ya itu cuman kedengarannya aja :D

Oke, doakan keuntungan gue bisa buat naek haji ya,,,Amiiinn

Membuat Tugas Kuliah

Sebelum gue dinyatakan lulus menjadi sarjana, universitas mewajibkan gue (dan teman-teman gue yang lain) untuk membuat karya tulis yang biasa disebut dengan karil (atau singkatan dari karya ilmiah).

Kampus memberikan gue seorang dosen pembimbing yang bernama Pak A (yang baik hati dan tidak sombong), yang sayangnya dia hampir selalu sibuk. Haha

Di awal pembimbingan, Pak A meminta kami menulis apa saja, pkoknya memulai menulis, dan kalau bisa yang memang kami pahami benar. Contohnya yang kita kerjakan sehari-hari. Yeah rigth, menghubungkan teori kuliah dengan pekerjaan kami sehari-hari. Sehingga apa? Sehingga kami ga perlu kesulitan mencari data dan informasi.

Dan gue dengan songongnya malah memilih topik lain yang bukan kerjaan gue tapi gue pikir itu keren banget. Yang padahal ketika gue gugling ternyata topik itu adalah sudah dibahas oleh trilyunan orang (agak lebay dikit sih ituh jumlahnya,,haha).

Dan gue memaksakan teori dengan topik gue itu. Maksa banget sehingga ketika sudah gue kirimkan ke Pak A by email, Pak A banyak sekali mencorat-coret,,,Hahahahaha
Banyak sekali koreksi dan padahal cukup gue baca koreksinya yang pertama gue udah kehilangan semangat buat merevisi. :D

Jadi gue membahas teori manajemen SDM dengan memaksanya dijodohkan dengan MLM Tupperware. :D dan Pak A memberikan koreksi pertamanya sebagai berikut :

"Belum anda bahas mengenai pengelolaan SDM nya sendiri, penilaian kinerja yang didasarkan pada hasil, hanya seputaran MLM Tupperware saja yang anda kupas. Jadi lebih condong pada proposal penjualan Tupperware, buka sebagai sebuah karya ilmiah."

Mak jleb. >,<

Dan kalimat itu sudah cukup buat gue untuk pusing dan langsung tidur siang di kantor. Frustasi.

Kemudian gue bangkit lagi, karena ingat bahwa masih ada waktu 3 hari buat gue untuk tidak menyerah. Maksudnya ini baru H-3 dadi deadline penyerahan karil.

Ya sudah, gue menyesal dan mencoba memperbaiki keadaan. Gue mulai nulis lagi dari 0. Yeah, gue mulai menulis lagi, dari awal dengan topik yang baru yang merupakan pekerjaan gue sehari-hari. Yeah, gue mulai menuruti kata-kata Pak A.

Dan....
Voila! Dalam waktu satu malam saja selesailah tugas karya tulis gue.

Dan...ketika gue kirimkan ke Pak A, sampai 2 hari kemudian Pak A ga membalasnya,,baik email maupun SMS gue..

T.T udah deadline ini Pakkkkkkkkkk....

Kemudian gue mulai berdoa dengan sungguh-sungguh.
Dan Allah memang Maha Baik,,deadline diperpanjang seminggu. Yey!!!

Dan akhirnya H-3 (lagi) Pak A merevisi karil gue, dan you know,,,cuman satu koreksinya. Ada satu daftar pustaka yang gue lupa cantumin. 

Yups, kamu benar. Akhirnya gue selamat,,dan kemudian sekarang menunggu pengumuman kelulusan gue.
Doakan gue lulus semester ini ya, teman-teman. Amiiin

Pesan Moral :
 Dalam membuat tugas kuliah, jangan sotoy, ikutin kata dosen dan satu hal, JANGAN PANTANG MENYERAH, Tuhan bersama kita!
Semangat!

Dikejar Setan

Gue ga bakal ngomongin tentang jin, setan, hantu, pocong dan atau kawan-kawan baiknya itu di sini. No.

Dan ya, gue bakan mbahas tentang fenomena yang gue temuin di perjalanan seperti biasa. Ya biasa ketika gue naek motor. :D

Dari sekitar tahun 2004 lalu, waktu gue masih muda dan kurang bahan untuk dipikirkan, gue pernah nanya ke temen gue. Kenapa sih orang suka ngebut? Dan temen gue pura-pura ga denger. Haha.

Iya. Sampai sekarang gue masih memikirkan itu. Apa sih pentingnya sehingga seseoragn itu harus ngebut? Apa gitu bagusnya naek motor ngebut, sehingga bisa-bisa saja menyebabkan pengendara motor or mobil or kaki (pejalan kaki maksudnya) yang lain hampir celaka? Bisa jadi malah beneran celaka. Dan orang yang ngebut itu juga sekaligus...

Buat gaya-gayaan?
Ya kali gaya, tapi ga ada yang bakal ngefans kayaknya. Kecuali yang ngebut pada tempatnya, macem F1, MotoGP,,hahahaha

Buat ngejar absen?
Ya kali absen lebih penting dari keselamatan. Makan tuh absen.

Buat menang-menangan sama motor lain?
Ya kali menang dapet masuk surga.

Ya gitu deh, intinya sih gue ga habis pikir dan ga suka sama orang yang ngebut. Itu aja sih.

Dan hubungannya sama dikejar setan?
Ya kali mungkin ngebutnya karena dikejar setan. :D

Kepala Batu

Kepala batu. Bukan. Ane bukan mau ngomongin orang yang keras kepala teman-teman, sama sekali bukan.

Kepala batu yang gue maksud adalah kepala yang keras, yang seperti batu, yang kalo jatuh pun diperkirakan tidak akan kenapa-kenapa. Bahkan mungkin lantainya yang retak. Wew. Hebad! :D

Sebagai pekerja yang naek motor to work, gue setiap pagi ketemu dengan para pengendara motor yang lain dan bejibun jumlahnya. Yes, di Jakarta memang seperti itu kondisinya, motor bagaikan semut. :D

Dan..salah satu fenomena yang sering gue temui adalah pengendara motor yang tidak mau memakai helmnya. Bahkan sebetulnya dia itu bukan ga punya helm. Betul. Helmnya ada dipegangnya, ada di tangannya yang dipakai bagaikan tas tangan. Wew. :D

Dan gue mikir, terus menerus berpikir, ada yang salah dengan hal itu. Bukankah seharusnya helm yang melindungi dia, kok malah jadinya dia yang melindungi helm. Melindungi helm dari kemungkinan jatuh. Eaaaa...

Dan gue mulai berpikir, kebanyakan kecelakaan yang menyebabkan korbannya meninggal adalah karena cedera di kepala. Ya, di kepala yang seharusnya dilindungi helm ituh.

Dan gue kasihan sama orang-orang yang lebih suka melindungi helmnya. Baik yang melingungi dengan memakainya seperti tas tangan itu, atau yang melindunginya dengan mengistirahatkan helmnya di rumah ketika dia bepergian. Mungkin dia terlalu sayang sama helmnya. Mungkin.

Dan dia mungkin lupa untuk menyayangi kepalanya.

But, mungkin lagi, dia sayang kalo rambutnya jadi acak-acakan karena ketiup angin. Mungkin juga dia takut rambutnya lepek karena keteken helm? I don't know...

Oh helm. Nasibmu kini....