Sebagai mamak-mamak rempong, kita harus bisa membuat ayam ungkep sendiri. Kenapa? Karena ayam ungkep ini sangat membantu kita ketika butuh memasak dengan waktu yang singkat. Ayam ungkep bisa diolah lagi menjadi aneka macam masakan ayam dalam waktu singkat karena ayam tersebut sudah matang. So, jangan lewatkan resep berikut ini :
Bahan :
- Ayam, terserah mau berapa ekor, potong2 sesuai selera. Cuci, tiriskan.
Bumbu :
- Bawang Putih
- Bawang Merah
- Ketumbar
- Kunyit
- Garam
Semua takaran disesuaikan dengan banyaknya ayam. Cara mengira-ngiranya adalah dengan membayangkan bagaimana caranya supaya gilingan bumbu ini bisa merata dengan porsi yang tepat ketika dibalur-balurkan ke ayam dan berasa asin.
Cara :
Haluskan semua bumbu dengan ulekan. Jika sudah halus. Balurkan atau campurkan dengan ayam di wajan besar. Aduk-aduk aja sampai rata betul. Diamkan 1-2 jam.
Panaskan wajan dan tambahkan air secukupnya, sampai ayam terlihat seperti tumisan. Tutup. Aduk-aduk 10 menit sekali. Jika air sudah menyusut, matikan kompor. Jika ayam sudah dingin, masukkan ke kulkas. Siap digunakan. :)
Gampang bukan? Yuk bikin...
*gambar dari google
Thursday, 13 November 2014
Mencuci dan Mensterilkan Botol ASI
Seluruh peralatan tempur saya dalam memberikan ASI untuk anak saya harus kudu wajib dijaga kebersihannya. Ada dua hal yang kudu wajib dilakukan yaitu pencucian dan yang kedua pensterilan.
Pencucian. Saya mencuci semua peralatan tempur mulai dari pompa ASI, botol penyimpan ASIP, botol saji dan juga dot dengan cairan pencuci khusus untuk peralatan bayi. Ada banyak merek sih, tapi saya paling suka sama yang mereknya Sleek :)
Yang kedua penstrerilan. Ada banyak cara sih buat sterilisasi barang-barang ini, bisa dengan cara perebusan, menggunakan sterilizer atau dengan cairan pensteril. Saya sendiri lebih suka dan merasa lebih afdhal ketika sterilisasi ini dilakukan dengan cara perebusan. Jadi setelah semuanya dicuci, saya mendidihkan air sepanci. Setelah air mendidih, saya kecilkan api hingga kecil sekali, lalu saya masukkan semua barang-barang ini ke dalamnya. Tutup panci. Tiga menit kemudian saya matikan api dan angkat semua barang-barang ini.
Airnya dibuang? Ya boleh. Kalo saya sih airnya saya masukkan termos, buat nantinya dipakai untuk menghangatkan ASIP ketika akan disajikan. :) *upaya menghemat gas
Males cuci rebus?
Untuk mengurangi barang yang harus dicuci dan direbus, hal pertama yang harus disiapkan adalah uang tambahan. Lho kok?
Iya, siapkan uang tambahan untuk teman-teman membeli plastik penyimpan ASIP. Setelah selesai pakai, plastik ini langsung buang, ga perlu cuci dan rebus. Hehehehe.
Pencucian. Saya mencuci semua peralatan tempur mulai dari pompa ASI, botol penyimpan ASIP, botol saji dan juga dot dengan cairan pencuci khusus untuk peralatan bayi. Ada banyak merek sih, tapi saya paling suka sama yang mereknya Sleek :)
Yang kedua penstrerilan. Ada banyak cara sih buat sterilisasi barang-barang ini, bisa dengan cara perebusan, menggunakan sterilizer atau dengan cairan pensteril. Saya sendiri lebih suka dan merasa lebih afdhal ketika sterilisasi ini dilakukan dengan cara perebusan. Jadi setelah semuanya dicuci, saya mendidihkan air sepanci. Setelah air mendidih, saya kecilkan api hingga kecil sekali, lalu saya masukkan semua barang-barang ini ke dalamnya. Tutup panci. Tiga menit kemudian saya matikan api dan angkat semua barang-barang ini.
Airnya dibuang? Ya boleh. Kalo saya sih airnya saya masukkan termos, buat nantinya dipakai untuk menghangatkan ASIP ketika akan disajikan. :) *upaya menghemat gas
Males cuci rebus?
Untuk mengurangi barang yang harus dicuci dan direbus, hal pertama yang harus disiapkan adalah uang tambahan. Lho kok?
Iya, siapkan uang tambahan untuk teman-teman membeli plastik penyimpan ASIP. Setelah selesai pakai, plastik ini langsung buang, ga perlu cuci dan rebus. Hehehehe.
Manajemen ASIP Ala Saya
Sebagai seorang ibu yang bekerja 12 jam di luar rumah dan ingin tetap memberikan ASI untuk anak, saya selalu menyempatkan diri untuk memompa ASI setiap hari di kantor.
Dari awal hamil anak pertama, saya mulai cari-cari ilmu per-ASI-an ini. Mulai gimana cara memerahnya, gimana cara menyimpannya, gimana cara menyajikannya, dll, dsb. Dan akhirnya agak-agak bingung karena banyak versinya. Gyahahahaha,,biasa, ibu baru itu kepo, dan suka takut bereksperimen sendiri.
Akhirnya saya pakai versi apa yang ada di ingatan saya plus belajar dari pengalaman. Learning by doing gitu deh ceritanya.
Dan di sini saya akan menuliskan apa yang selama ini saya lakukan. Sila dicek nyak :
1. Bagaimana memerahnya?
Saya memerah ASI menggunakan pompa ASI. Banyak sekali jenis pompa ASI tersedia sekarang. Mulai yang manual dengan harga murah, hingga yang elektrik plus dengan harga yang sepadan. Hehehe. Saya sendiri sejak kelahiran anak pertama saya di tahun 2011, sampai saat ini (anak kedua) masih setia menggunakan pompa ASI manual merek Pigeon.
Bagi yang suka memerah langsung menggunakan tangan, bisa juga kok. Silahkan browsing aja caranya, insyaallah banyak yang mengupasnya dan menuliskannya di internet :)
2. Bagaimana menyimpannya?
Saya biasa menyimpan ASI dalam botol-botol kaca kemudian ditaruh di kulkas atau di freezer. Tergantung kapan ASI itu akan diberikan. Kalo kiranya bakalan lama diberikannya, saya taruh di freezer. Kalo beberapa hari ke depan akan diberikan ya saya simpannya di kulkas bawah.
Tentu saja saya jadi menjaga isi kulkas, hehe, takut terkontaminasi. Nah dulu ada nih teman saya, karena naruhnya di kulkas kantor, yang kita tidak bisa mengatur apa aja yang boleh masuk, dia menyiasatinya dengan terlebih dahulu membungkus botol penyimpan ASI dengan plastik sebelum ditaruh di kulkas. :)
Saya biasanya mengisi botol-botol ini dengan isi 100 ml, karena memang anak saya sekali minumnya segitu. Untuk bayi yang baru lahir, biasanya isi botolnya sekitar 40-60 ml. Sesuaikan kebutuhan sekali minum bayinya aja, fleksibel.
3. Bagaimana menyajikannya?
Untuk menyajikan ASIP beku, saya merendam botol-botol berisi ASIP beku tersebut dengan air biasa sampai ASIP tersebut cair. Jika akan langsung diberikan, setelah cair ASIP tersebut saya hangatkan. Caranya air rendaman saya ganti dengan air hangat sampai ASIP tersebut menjadi hangat. Setelah hangat, tuang ke botol saji.
Jika tidak akan langsung diberikan, ketika sudah cair tapi masih ada sedikit es batunya, saya ambil botol berisi ASIP tersebut lalu saya letakkan di kulkas bawah. Dan saya akan menghangatkannya nanti ketika akan diberikan.
Mudah bukan? Tidak ribet sama sekali. Percaya deh sama saya, yang sudah mempraktekkannya hampir 4 tahun ini :)
Happy pumping!!
Dari awal hamil anak pertama, saya mulai cari-cari ilmu per-ASI-an ini. Mulai gimana cara memerahnya, gimana cara menyimpannya, gimana cara menyajikannya, dll, dsb. Dan akhirnya agak-agak bingung karena banyak versinya. Gyahahahaha,,biasa, ibu baru itu kepo, dan suka takut bereksperimen sendiri.
Akhirnya saya pakai versi apa yang ada di ingatan saya plus belajar dari pengalaman. Learning by doing gitu deh ceritanya.
Dan di sini saya akan menuliskan apa yang selama ini saya lakukan. Sila dicek nyak :
1. Bagaimana memerahnya?
Saya memerah ASI menggunakan pompa ASI. Banyak sekali jenis pompa ASI tersedia sekarang. Mulai yang manual dengan harga murah, hingga yang elektrik plus dengan harga yang sepadan. Hehehe. Saya sendiri sejak kelahiran anak pertama saya di tahun 2011, sampai saat ini (anak kedua) masih setia menggunakan pompa ASI manual merek Pigeon.
Bagi yang suka memerah langsung menggunakan tangan, bisa juga kok. Silahkan browsing aja caranya, insyaallah banyak yang mengupasnya dan menuliskannya di internet :)
2. Bagaimana menyimpannya?
Saya biasa menyimpan ASI dalam botol-botol kaca kemudian ditaruh di kulkas atau di freezer. Tergantung kapan ASI itu akan diberikan. Kalo kiranya bakalan lama diberikannya, saya taruh di freezer. Kalo beberapa hari ke depan akan diberikan ya saya simpannya di kulkas bawah.
Tentu saja saya jadi menjaga isi kulkas, hehe, takut terkontaminasi. Nah dulu ada nih teman saya, karena naruhnya di kulkas kantor, yang kita tidak bisa mengatur apa aja yang boleh masuk, dia menyiasatinya dengan terlebih dahulu membungkus botol penyimpan ASI dengan plastik sebelum ditaruh di kulkas. :)
Saya biasanya mengisi botol-botol ini dengan isi 100 ml, karena memang anak saya sekali minumnya segitu. Untuk bayi yang baru lahir, biasanya isi botolnya sekitar 40-60 ml. Sesuaikan kebutuhan sekali minum bayinya aja, fleksibel.
3. Bagaimana menyajikannya?
Untuk menyajikan ASIP beku, saya merendam botol-botol berisi ASIP beku tersebut dengan air biasa sampai ASIP tersebut cair. Jika akan langsung diberikan, setelah cair ASIP tersebut saya hangatkan. Caranya air rendaman saya ganti dengan air hangat sampai ASIP tersebut menjadi hangat. Setelah hangat, tuang ke botol saji.
Jika tidak akan langsung diberikan, ketika sudah cair tapi masih ada sedikit es batunya, saya ambil botol berisi ASIP tersebut lalu saya letakkan di kulkas bawah. Dan saya akan menghangatkannya nanti ketika akan diberikan.
Mudah bukan? Tidak ribet sama sekali. Percaya deh sama saya, yang sudah mempraktekkannya hampir 4 tahun ini :)
Happy pumping!!
Kegiatan Sehari-Hari
Selamat siang semuanyah...
Kali ini saya akan menceritakan kegiatan saya sehari-harinya #macempenting. Hehe. Langsung cus saja ya, inilah daftar kegiatan saya setiap hari :
Catatan : Kalo males ga usah dibaca. Langsung tutup ajah,, :D
Adzan subuh : Bangun, blablabla lalu sholat subuh
Selesai sholat subuh : Masak buat makanan anak-anak dan si mbak di rumah juga buat bekel saya ke kantor. Diselingi beresin kamar dan tempat tidur, ngajak bermain anak-anak, bikin susu anak, dll, dsb. Membutuhkan keahlian multitasking yang sangat canggih. Ciyus.
06.00 : Warning agak kegiatan memasak segera dihentikan.
06.10 : Menyiapkan perlengkapan laktasi dan bekal ke kantor. Diselingi beresin kamar dan tempat tidur, ngajak bermain anak-anak, bikin susu anak, dll, dsb. Membutuhkan keahlian multitasking yang sangat canggih. Ciyus.
06.15 : Mandi dan siap-siap ke kantor. Diselingi beresin kamar dan tempat tidur, ngajak bermain anak-anak, bikin susu anak, dll, dsb. Membutuhkan keahlian multitasking yang sangat canggih. Ciyus.
06.30 : Berangkat kerja
17.30 : Persiapan pulang ke rumah
18.30 : Sampai di rumah disambut anak-anak. Wudhu, sholat magrib.
18.45 : Menyiapkan makan malam buat saya dan suami
19.00 : Makan malam sambil menemani anak-anak bermain dan belajar (mirip bobo)
20.00 : Mulai menyuruh anak-anak untuk tidur. Gagal.
20.30 : Kembali menyuruh anak-anak untuk tidur. Gagal. Baru satu yang akhirnya mau tidur.
21.00 : Biasanya anak-anak keduanya sudah tidur semua.
21.05 : Sholat Isya lalu tidur.
Sekitar jam 11 : Anak kedua bangun minta nenen.
Sekitar jam 1 : Anak pertama bangun minta susu dan anak kedua minta nenen
Sekitar jam 2 lebih : Anak kedua bangun minta nenen lagi
Sekitar jam 4 : Anak kedua bangun lagi minta nenen
Kira-kira seperti itu kegiatan setiap harinya setiap hari Senin sampai hari Jumat. Hari Sabtu? Hari Sabtu saatnya bangun siang. Habis subuh cus tidur lagi. Pukul 08.00 baru beranjak bangun. Hihihihihi. Setelah itu terserahlah suka-suka. Masak boleh ga masak gapapa. Tidur seharian juga boleh,,,dah pokoknya bebas sampai hari berganti menjadi Senin lagi.
Yang pasti weekend ada satu jadwal yang ga boleh ketinggalan yaitu : Belanja Mingguan. Isinya belanja sayuran, ayam, telur, sabun-sabun pembersih, dll yang perlu dibeli.
Sekian.
Kali ini saya akan menceritakan kegiatan saya sehari-harinya #macempenting. Hehe. Langsung cus saja ya, inilah daftar kegiatan saya setiap hari :
Catatan : Kalo males ga usah dibaca. Langsung tutup ajah,, :D
Adzan subuh : Bangun, blablabla lalu sholat subuh
Selesai sholat subuh : Masak buat makanan anak-anak dan si mbak di rumah juga buat bekel saya ke kantor. Diselingi beresin kamar dan tempat tidur, ngajak bermain anak-anak, bikin susu anak, dll, dsb. Membutuhkan keahlian multitasking yang sangat canggih. Ciyus.
06.00 : Warning agak kegiatan memasak segera dihentikan.
06.10 : Menyiapkan perlengkapan laktasi dan bekal ke kantor. Diselingi beresin kamar dan tempat tidur, ngajak bermain anak-anak, bikin susu anak, dll, dsb. Membutuhkan keahlian multitasking yang sangat canggih. Ciyus.
06.15 : Mandi dan siap-siap ke kantor. Diselingi beresin kamar dan tempat tidur, ngajak bermain anak-anak, bikin susu anak, dll, dsb. Membutuhkan keahlian multitasking yang sangat canggih. Ciyus.
06.30 : Berangkat kerja
17.30 : Persiapan pulang ke rumah
18.30 : Sampai di rumah disambut anak-anak. Wudhu, sholat magrib.
18.45 : Menyiapkan makan malam buat saya dan suami
19.00 : Makan malam sambil menemani anak-anak bermain dan belajar (mirip bobo)
20.00 : Mulai menyuruh anak-anak untuk tidur. Gagal.
20.30 : Kembali menyuruh anak-anak untuk tidur. Gagal. Baru satu yang akhirnya mau tidur.
21.00 : Biasanya anak-anak keduanya sudah tidur semua.
21.05 : Sholat Isya lalu tidur.
Sekitar jam 11 : Anak kedua bangun minta nenen.
Sekitar jam 1 : Anak pertama bangun minta susu dan anak kedua minta nenen
Sekitar jam 2 lebih : Anak kedua bangun minta nenen lagi
Sekitar jam 4 : Anak kedua bangun lagi minta nenen
Kira-kira seperti itu kegiatan setiap harinya setiap hari Senin sampai hari Jumat. Hari Sabtu? Hari Sabtu saatnya bangun siang. Habis subuh cus tidur lagi. Pukul 08.00 baru beranjak bangun. Hihihihihi. Setelah itu terserahlah suka-suka. Masak boleh ga masak gapapa. Tidur seharian juga boleh,,,dah pokoknya bebas sampai hari berganti menjadi Senin lagi.
Yang pasti weekend ada satu jadwal yang ga boleh ketinggalan yaitu : Belanja Mingguan. Isinya belanja sayuran, ayam, telur, sabun-sabun pembersih, dll yang perlu dibeli.
Sekian.
Subscribe to:
Posts (Atom)