Tuesday 25 October 2022

Rapotku Minggu Pertama

Setelah pulang dari klinik tanggal 11 Oktober, aku pun mulai cek gula darah dan tensi 2x sehari. Malam sebelum tidur dan pagi setelah bangun tidur.

Ya ada sih saat-saat aku lupa atau terlambat, haha. Misalnya udah keburu masak baru inget belum cek, jadi ngeceknya setelah masak.

Dan inilah hasilnyaaaaa :


sekilas terlihat ada perbaikan ya ges ya, dari dua ratus plusnya banyak jadi dua ratus tifiss dan beberapa kali di bawah dua ratus..

Gapapa, perkembangan sekecil apapun tetap harus disyukuri. 

Bagaimana testimoni menjalani kehidupan yang pahit bersama pare? Wkwkwkwkwk

Untuk makanan ya not bad kok, cuma ya karena kheusus, jadi semua harus masak sendiri. Awal-awal aku masih memisahkan jenis sayuran untuk dimasak. Kan ada 4 jenis sayuran yang wajib kumakan setiap hari ya : Pare, Wortel, Kacang Panjang dan Tauge. Nah itu aku masaknya aku pisah, pare sendiri dan tiga lainnya sendiri. Soalnya aneh ga sih klo 4-4nya jadi satu?

Dan untuk mengakali supaya 4-4-nya aku konsumsi, jadi sebagian aku jus. Jus pare? Yes. Jus pare. Atau kalau hari itu aku masaknya pare, jusnya jus wortel dan kacang. Hahahaha aneh sih tapi kumakan dan kuminum.

Aku ga bisa lapar ya anaknya gaes. Jadi aku siapin camilan, buah apel potong, edamame rebus atau alpukat. Jadi ga ada ceritanya aku kelaparan sih gaes. Alhamdulillah...

Sholat dan ngaji gimana? ya berat lah cuy! Wkwkwkwk. Awalnya aku mager dan malas dipaksa rajin dan solihah (AAAAMIIIIN). Jujur kadang-kadang ya gak 2 juz aku ngajinya, se juz lah minimal. Sholat tahajud pernah bolos? Alhamdulillah seminggu itu belum berani bolos, ehehe.

Tangan dicoblos setiap hari 2x? Yes!
Akhirnya aku tau perasaan ibuku yang waktu dulu pernah bilang begini :

"Aku ini kamu coblosin terus jariku, mungkin kalau disenter cahayanya bisa nembus lewat lubang-lubangnya"

Yes, Mom. Ternyata aku pun berfikir begitu. But, tidak kok. Jariku tetap utuh gaes. Tidak tampak adanya luka dan trauma.

Olah raga gimana? Yes. Aku olah raga tipis-tipis saja. Karena memang dokternya bilang jangan dulu olah raga yang berat ya ges ya. Jadi aku rutinin aja jalan kaki sore selepas jam kerja. Minimal 30 menit aku jalan kaki nonstop. Alhamdulillah happy ngejalaninnnya..

Dan setelah seminggu berlalu. Saatnya setorin rapot itu ke dokter. Next story...

Resep Sehat Buat Aku

 Cerita sebelumnya :

Awalnya ini

Terus ini

Dan eksperimen dimulai

Pengecekan awal

------------------------

Setelah mencatat hasil laboratoriumku yang tidak bagus itu, Dokter Agus memberiku selembar kertas. "Sekarang resepnya. Kamu catat!"

Beginilah kira-kira yang beliau diktekan :



Sampai rumah aku salin supaya aku ingat betul apa pesannya. Jadi begini :



Bye bye mie kesayanganku
Bye bye gorengan
Bye bye kue kue...
Bye bye mangga, sawo dan buah-buahan kesukaanku...
Hahahahaha mulai lebay..

Selamat datang pare, kacang panjang, wortel dan toge setiap hari...
Selamat datang ikan dan putih telor sahabat baruku..
Hahahahaha ya Allah...

Ohiya, sebelumnya kan aku sudah rutin minum metformin ya, nah dokter Agus bilang, klo aku mau komitmen ikutin resep beliau ini semuanya, maka obat distop saja. Jadi aku sudah stop metformin ya ges ya jadinya...

Selain itu juga diresepin obat yang harus aku minum 3x sehari masing2 2 kapsul. Ini obatnya :


Gitu gaes, hari-hariku yang baru dimulai. Kira-kira begini yang harus kulakukan setiap harinya. Supaya kalian bisa bayangkan, wkwkwkwkwk :

03.15 Bangun, tahajud
Sambil nunggu subuh ngerebus salam dan nyiapin yang bisa disiapin.
04.10 Bangunin bocil subuh, aku subuh. Cek gula darah, tensi, catat.
04.30 Mulai masak. Sayurnya aku, lauknya aku, cemilannya aku, sarapan bocil, bekalnya bocil, makanan bocil buat seharian, bekelnya ayah.
06.00 Siap-siap ke kantor ya kira2 06.15-06.30 berangkat cuss..
07.00 Sampai kantor. Kerja sampai 16.30 (ya ga usah dijelasin juga sih kerjanya kek mana, ahehehehe)
16.30 Muterin gedung kantor (maksudnya sih olah raga ya ges ya...) sampai aku dijemput atau magrib mana yang lebih dulu.
19.00 Sampai di rumah lagi. Ngerebus salam sholat makan dan minum obat lalu baca quran 2 juz.
21.00 Bersiap-siap tidur. Cek gula darah, tensi, catat.

Nanti aku share hasil catatan rapotku selama seminggu ya...sekarang mau kerja dulu..Mmmuachh..

Hasil Laboratoriumku

 Tanggal 7 Oktober 2022 akhirnya aku ke Lab Prodia di Bintaro. Sebelum datang, karena ada pemeriksaan gula darah puasa, aku tidak makan dan minum kecuali air putih minimal 12 jam. Kami datang sekitar pukul 9, kemudian karena ada pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan, maka setelah pengambilan sampel pertama dan EKG kami disuruh segera makan dan kembali 15 menit sebelum tepat 2 jam setelah kami terakhir mengkonsumsi makanan/minuman untuk pengambilan sampel darah kedua.

Hasil lab akhirnya aku ambil sorenya sekitar pukul 5. Dan inilah hasilnya...




Glukosa puasa 204, normalnya di bawah 100. Glukosa 2 jam puasa 294, normalnya di bawah 140. HbA1C 11,2, normalnya di bawah 5,7. Sangat membagongkan ya? Ehehehe. Dua tahun didiagnosa dan aku tidak melakukan apa-apa. Luar biyisi...

Yang buruk lagi adalah di kolesterol. Kolesterol total 225, normalnya di bawah 200. LDL (kolesterol buruk) 170, normalnya di bawah 100. HDL (kolesterol baik) 28, normalnya minimal 40. Trigliserida lemak darah) 195, normalnya di bawah 150. Wedew. Maafkan ya tubuhku, ternyata kamu tidak baik baik saja...

Alhamdulillah selain dua hal itu semua insyaallah baik. Jantung insyallah sehat dan ginjal juga kondisi sehat.

Dokter Agus mencatat hal-hal dari hasil laboratorium yang perlu beliau catat di rekam medisku, kemudian mulai memberikan "resep".

Next post ya resepnya...resep yang agak-agak "aneh" untuk ukuran seorang dokter sih menurut aku.

Thursday 20 October 2022

Akhirnya ke Dokter Agus Rahmadi

 Akhirnya tanggal 5 Oktober 2022, aku datang ke klinik dokter Agus Rahmadi di Pondok Aren. Sebenernya itu gak jauh dari rumahku sih, tapi nawaitunya baru muncul sekarang.

Aku datang pas waktu magrib. Kliniknya sekarang sudah bagus, bersih dan cantik sekali. Meskipun kecil, di dalamnya ada kafetaria (kafetarianya ini khusus ya, menunya beda dengan kafetaria pada umumnya) dan ada musholla. Jadi kita misalnya pengen sholat tidak perlu cari masjid jauh-jauh.

Oke akhirnya bertemu dengan dokter Agus. Pertemuan pertama diisi dengan perkenalan dan cerita tentang asal muasal sakitnya aku. Dokter Agus juga tanya, darimana kami tau soal praktek beliau. Setelah mendengar cerita aku, dokter Agus menyampaikan beberapa hal ini :

1. Jika berobat ke dokter Agus, itu metodenya herbal dulu, dan harus nurut dengan beliau selama satu tahun. Ehehehe. Kalau tidak mau ga usah keknya sih (dokter Agus ga bilang gitu sih yaa..)

2. Karena sakitku diabetes, aku disuruh nonton video beliau di Youtube tentang pengobatan penyakit diabetes.

Aku nonton ini :

https://www.youtube.com/watch?v=GbrizexLWSs

dan ini :

https://www.youtube.com/watch?v=QpzSeWewBYk&t=2696s

3. Aku harus cek laboratorium terlebih dahulu. Dokter Agus berikan pengantar apa saja yang harus dicek. Disarankan ceknya ke Prodia saja.

4. Minggu depannya, aku dijadwalkan datang lagi dengan membawa hasil laboratorium dan dikasih "resep" yang sesuai.

Saat itu aku meminta juga dokter Agus untuk memberikan pengantar lab untuk suamiku. Kenapa? Karena suamiku itu gemuk sekali dan pernah ada riwayat kateterisasi. Meskipun saat kateterisasi dinyatakan jantungnya sehat, tapi kan kita tidak tahu bagaimana sebenarnya kondisi tubuh kita sekarang. Iya kan?

Maka dari itu kami pulang dengan membawa dua lembar pengantar ke laboratorium, satu buat aku dan satu buat suamiku.


Tuesday 18 October 2022

Hanya Dipikirin

Ini lanjutan dari postingan sebelum ini.

Sejak divonis diabetes, yang ada di kepalaku adalah bayang-bayang ibuku. Ibuku divonis diabetes setelah bapak meninggal. Tahun 2004. Setelah itu ibu harus rutin kontrol ke internis setiap bulannya. Diperiksa dokter dan menebus obat yang harus diminumnya setiap hari yang konon katanya seumur hidup. Sampai akhirnya ibu meninggal dunia pada Oktober 2015.

Aku berfikir, apakah harusnya aku juga ke dokter? Apakah aku harus ke klinik dulu meminta surat rujukan lalu nanti ke internis untuk membuat janji rutin setiap bulan?

Tapi semua itu hanya aku pikirkan saja. Tidak aku lakukan dan tidak juga aku sampaikan kepada siapa-siapa.

Seperti biasa, hal yang sangat menyakitkan lebih mudah diabaikan, dianggap tidak ada dan tidak kenapa-kenapa daripada harus dihadapi.

Sampai suatu hari, aku sedang zumba sama teman-teman kantorku. Di tengah-tengah kegiatan senam, aku berhenti karena suatu hal lalu kembali ke ruanganku. Sampai ruangan aku merasa kesadaranku seperti akan hilang. Temanku bilang wajahku sangat pucat. Ketika aku melihat wajahku sendiri di cermin, betul, wajahku pucat dan agak biru kehijauan. Keringat membanjir besar-besar di wajahku. Teman-temanku membuatkan teh manis panas, mengambilkan air hangat buat kuminum. Kulepas sepatuku dan aku rebahkan badan di meja. Setelah minum teh dan air hangat, berangsur-angsur pandanganku membaik. Dan tubuhku tak lagi selemas sebelumnya.

Sejak itu aku lebih takut. Jangan-jangan selama ini tubuhku memburuk tanpa aku sadari.

Dan aku mulai memikirkan opsi ke dokter.

Aku membayangkan suasana klinik, suasana rumah sakit, ruang periksa dan antrian di poli rumah sakit. Kok rasanya berat ya.

Aku memikirkan opsi yang lain. Apakah ada dokter praktek yang enak, dan mungkin bisa memberikan harapan sembuh? Harapan agar aku tidak perlu ngobat terus?

Lalu aku teringat tentang seorang dokter yang selain dia dokter juga mendalami pengobatan ala Nabi. Selain memberikan resep medis, terlebih dulu akan memberikan jalan herbal. Dan terutama, mengubah pola hidup pasiennya.

Dan aku mencari info (lewat google tentu saja) tentang dokter ini. Dokter Agus Rahmadi.


Friday 14 October 2022

Awalnya...

Ketika 2019 mulai muncul pandemi covid di Indonesia, kemudian di awal tahun 2020 anak dan suamiku sakit bergantian dan kantor-kantor mulai melaksanakan WFH, aku yang biasanya setiap minggu rutin cek gula darah di kantor (ada dokter yang datang seminggu sekali, dokter Nurul namanya), menjadi lama gak cek gula darah.

Hari itu di akhir tahun 2020. Jadwal dokter datang. Aku pun antri untuk cek darah. Saat itu aku sedang baik baik saja, dan tidak merasa ada yang aneh dengan badanku. Saat itu waktu pukul 2 siang. 380. Aku kaget. Dokter Nurul kaget. Iya, tinggi banget.

Dokter Nurul bilang 2 jam lagi aku agar kembali ke ruang dokter, untuk cek gula lagi. 

300. Masih tetap buruk. Saat itu Dokter Nurul bilang, oke kamu kurangin nasi dan gula ya, minggu depan kita cek lagi.

Seminggu berlalu. 280. Iya masih buruk. Dokter Nurul bilang, oke kamu cek ke laboratorium ya. Hba1c dan mulai sekarang kamu wajib diet dan olah raga setiap hari minimal 30 menit.

Hba1c : 12.5. Interpretasi : SANGAT BURUK.

Dan sejak saat itu aku disarankan minum metformin 500mg setiap hari. Satu hari satu butir.

Dan sejak saat itu juga aku ngurangin makan nasi, tepung dan yang bergula. Jalan kaki 30 menit-2 jam per hari. Berlangsung sampai pada akhirnya aku pindah ke kantor baru di Mei 2021. Tidak lagi bertemu dengan dokter Nurul. Tapi aku masih mengikuti sarannya untuk minum obat itu.

Sembuh? Tidak.

Gula darah jadi normal? Tidak. Betul turun, terkadang sampai normal juga, tetapi rata-rata masih tinggi.

Selama berbulan-bulan kemudian aku masih konsisten seperti itu sampai kemudian..mungkin di akhir 2021 karena tidak ada keluhan perlahan-lahan aku kembali makan biasa seperti orang pada umumnya. Olah raga pun sekenanya, sesempatnya dan semaunya. Haduh!

Selama berbulan-bulan aku memikirkan apakah harus ke internis untuk kontrol setiap bulan? Atau aku harus apa. Dan pada akhirnya aku tidak melakukan apa-apa.