Monday 20 April 2015

So B. It Review

Judul Buku : So B. It (Biarkan Berlalu)
Penulis : Sarah Weeks (Penerjemah Maria Intan R.)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 208

Pertama beli buku ini karena tertarik dengan judulnya yang saya baca sebagai "So, be it". Diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan judul "Biarkan Berlalu".

Novel remaja ini menceritakan tentang Heidi dan latar belakang keluarganya. Agak susah memang menempatkan diri kita di posisi Heidi untuk lebih mendalami buku ini, karena beberapa kondisi yang membuat Heidi tampak "layak dikasihani". Tapi itulah salah satu kekuatan buku ini.

Heidi bayi dan ibunya tiba di sebuah apartemen dengan tiba-tiba dan "ditemukan" oleh Bernadette (Bernie). Dan sampai bertahun-tahun kemudian Bernie inilah yang "menghidupkan" keluarga mereka ini. Ibunya menderita gangguan mental dan hanya bisa mengucapkan 23 kata yang salah satunya adalah "soof". Bernie sendiri adalah seorang yang mengidap agora phobia atau A.P, sehingga dia ketakutan jika harus keluar dari rumahnya.
 
Cerita ini bermula pada saat Heidi berusia 12 tahun yang penasaran akan asal usulnya. Sampai suatu ketika dia menemukan kamera tua yang berisi foto ibunya yang masih muda bersama beberapa orang yang tak dikenalnya. Ketika ditanyakan ke ibunya, ibunya hanya bersuara "soof". Berbekal foto dan satu kata tersebut Heidi dengan dibantu Bernie mencoba mencari asal usul keluarganya. Alurnya campur antara maju dan flash back, tapi mudah dipahami kok.

Perjalanan panjang Heidi mencari keluarga besarnya dan kondisi ibu dan Bernie ketika ditinggal Heidi berkelana membuat hati saya teraduk-aduk, mungkin jika bentuknya film, maka saya akan menontonnya sambil menutup mata. Bukan karena menyeramkan, tetapi terlalu sedih untuk saya bayangkan. Hiks... T.T

Apakah akhirnya Heidi berhasil menemukan asal usulnya? Saya jawab xxx (tadinya sudah saya jawab nih, tapi kata teman saya jangan dijawab dulu :D). Bla bla bla Dan pada akhirnya, jika saya menjadi Heidi dan boleh memilih, maka saya akan membiarkan saja semua yang sudah berlalu....So B. It..

Buku yang menarik dan menurut saya bisa memberikan "bekas" dalam hati pembacanya. :)
Tertarik ingin membaca? Ayok, bacalah,,, Belum punya bukunya? Bisa beli di saya,,qiqiqiqiqi :P

Review lainnya salah satunya di sini.

Life On The Refrigerator Door Review

Judul Buku : Life On The Refrigerator Door (Kehidupan di Pintu Kulkas)
Penulis : Alice Kuipers (penerjemah Rosi L. Simamora)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 233
Novel terjemahan favorit saya. Novel unik yang berbentuk kumpulan memo antara seorang anak gadis berumur 15 tahun dengan ibunya, seorang dokter yang kelewat sibuk.

Karena padatnya kegiatan mereka berdua, mereka jarang sekali bisa bertemu sehingga mereka saling meninggalkan pesan dalam sebuah memo yang ditempelkan di pintu kulkas.

Memonya bermacam-macam, mulai dari daftar belanjaan, "permohonan uang saku", pamitan dan percakapan sehari-hari lainnya. Satu hal yang saya sukai dari memo-memo ini adalah bahwa setiap memo yang ada seperti memiliki nyawanya sendiri. Saya kira teman-teman akan memiliki pendapat yang sama jika sudah membacanya.

Hanya Ingin Bilang

Aku sudah makan
buah plum
yang ada
di kotak es

yang mungkin
kau simpan
untuk
makan pagi

Maaf
plumnya sangat enak
begitu manis
dan teramat dingin

William Carlos William

Pembuka bukunya pun manis sekali menurut saya :)

Alice Kuipers sangat lihai merangkai cerita ini sehingga bisa mempengaruhi pikiran dan perasaan pembacanya. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk siapapun! Baik itu remaja maupun orang dewasa karena saya yakin ada yang "tertinggal" setelah kita membaca buku ini. Biarpun saya tidak sampai menangis saat membacanya, tapi buku ini berhasil membuat beberapa teman saya menangis!

 MOM! Aku nggak percaya kau bikin kausku luntur jadi PINK! SEKARANG AKU TIDAK BISA MEMAKAINYA LAGI!

Memo-memo ini terlihat sekali bedanya yang mana yang ditulis oleh sang anak dan mana yang ditulis oleh sang ibu. Tergambar jelas emosi dewasa dan emosi remaja yang menulisnya. Saya geli sekaligus takjub akan kepiawaian Alice dalam menulis buku ini. *angkat topi Soalnya kalo si anak sedang kesal, tulisannya jadi "terasa lucu" sekali :)

Kisah di dalamnya menceritakan kehidupan sehari-hari ibu dan anak ini dimulai saat semuanya baik-baik saja hingga mereka mengetahui ada yang tidak beres. Kemudian dimulailah kehidupan yang "lebih serius" dan melibatkan lebih banyak "emosi". Saya tidak mau menjelaskan apa masalahnya, supaya tidak menghilangkan kesan suprise teman-teman ketika membacanya nanti. Jangan lupa, semua kisah ini diceritakan hanya melalui kumpulan memo :)

Hei Claire-Bear,

susu
apel
pisang
alpukat
bawang
kentang
tomat
jamur
wortel dan makanan kecil untuk Peter
daging sapi giling
roti
jus-kau yang pilih

Kalau kau masih bisa membawa lebih banyak, belikan juga ayam dan dua kaleng polong. Kalau terlalu berat, tidak usah khawatir, akan kubeli sendiri besok.

Love,

Mom

Uangnya ada di konter. Jangan lupa bawa kuncimu!

Bilang saya lebay, tapi coba deh baca dulu bukunya :) Beli di aku juga bisa,,qiqiqiqiqiqiqi...

Review lainnya di sini, kalo kurang browsing sendiri :P