Thursday 26 March 2015

Beauty dan Fashion Blogger

Sebagai seorang wanita (tsaahhh), terkadang saya kepo sama perempuan-perempuan yang fashionable dan cantik kece badai, dan jadilah saya sibuk blog walking ke beauty dan fashion blogger.

Apa rasanya?

Yang saya rasakan ketika saya blog walking dan melihat wanita-wanita cantik itu adalah bahwa saya merasa secantik mereka. Terus jadi kepikiran sok mau foto-foto terus aplod foto dengan hastag #ootd, terus ngejelasin pernak pernik apa aja yang lagi dipakai, make up aja yang lagi diaplikasikan. Terus di kepala beneran tuh ada rencana buat moto diri sendiri...

Terus hasilnya?

Terus hasilnya adalah melihat foto diri sendiri yang kita melihatnya sendiri pun malas. Wkwkwkwkwkwkwkwkwk

Tapi itulah wanita. Tidak ada wanita yang tidak ingin tampil cantik. Seperti ini :

Tips buat teman-teman yang ingin menaikkan semangatnya untuk mempercantik diri adalah, cobalah kunjungi blog-blog yang masuk dalam kategori beauty blogger atau fashion blogger, pantengin tuh foto-fotonya. Ketika kamu mulai tergugah untuk menjadi se-oke mereka, baca tips-tipsnya, pilih yang sekira cocok buat kamu. Cocok di sini artinya cocok dipakai dalam keseharian kamu dan juga cocok dengan kantong kamu. Ini serius, karena memang range harga pakaian dan alat make up itu panjaaaaangggg sekali. Mulai dari 20 ribuan sampai jutaan rupiah, so kamu jangan maksa diri ya kalo belum mampu,,, :)

Terus yang kedua, cobain di rumah. Kemudian lihat reaksi orang-orang di sekitarmu. Kalo komentarnya bagus, oke lanjutkan! Kalo komentarnya kritik or saran, coba ikuti. Kalo komentarnya menertawakan, ga usah dimasukkan hati, cukup kamu introspeksi diri, kalo ternyata mereka cuma senang mengejek, abaikan!

Kalo kata mbak Diana Rikasari : 
"The benefit of having your own personal style, is that you never feel that you have to compete with anyone else"

"If you continuously compete with others, you become bitter. But if you continuously compete with yourself, you become better"

Intinya sih, kalo ingin ya dicoba, kalo nggak ingin ya ga usah diikuti. Ikuti kata hati saja, cantik bukan sekedar fisik, tidak ada satu make up pun yang bisa mengalahkan kecantikan pribadi :)

*kali ini kayaknya tulisan saya tidak jelas fokusnya :D ini semua terjadi karena saya kebanyakan blog walking. Begitu. 

Menulis Buku

Beberapa waktu lampau, saat saya baru memiliki akun instagram, saya follow salah satu seleb instagram yaitu Dijah Yellow.
sumber gambar : twitter
Ada yang belum tau Dijah Yellow? Dia itu adalah seorang gadis yang mendadak terkenal karena kepercayaan dirinya dan keluguannya dinilai berlebih. Sekilas dilihat dia adalah gadis biasa yang tinggal di rumah sederhana. Namun dengan kepedeannya yang tinggi, dia sering sekali mengunggah foto-foto dan juga video dirinya yang membuat orang yang melihatnya merasa lucu sekaligus sedih. Banyak sekali orang yang mencaci maku dan menghujat dia di sosmed. Dan entah mengapa si Dijah Yellow ini sepertinya antipati banget sama artis. Penasaran? Silahkan browsing sendiri deh.

Nah, akhirnya entah siapa ada yang membajak akun instagramnya itu, hingga suatu saat dia akhirnya kembali eksis di twitter. Dan hari ini saya baru tahu kalau si Dijah Yellow ini sudah menerbitkan sebuah novel. WOW!

Saya baru saja tahu mengenai novel itu dari sini. Dan wow..saya menjadi tambah saluuutt...

Menerbitkan sebuah novel adalah salah satu impian kecil saya yang sekarang ini sudah terkubur jauh-jauh :) dan tiba-tiba genjereengggg!!! Si mbak Dijah ini yang setiap hari dihujat dan dicaci banyak orang malah udah menerbitkan buku! Ow Ow Ow...saluuuttt

Itu yang ada di pikiran saya. Saya sangat salut dengan mbak Dijah ini. Apapun yang dikatakan orang, dia tetap berkarya entah dengan foto-foto selfienya yang absurd, video-videonya yang penuh kepedean keterlaluan dan bahkan novel. Saluuuttt...

Bagus nggak novelnya?

Menurut ngana? :D
Apa yang kamu harapkan? Novel yang setingkat dengan novelis-novelis yang sudah terkenal? Ini bukan sinetron sih sayangnya, jadi ya novel yang dibuatnya menurut saya sih semacam diary dia yang ditambah khayalan sedikit lalu dicetak. Taraaa!!!

Penulisan pun masih sangat jauh dari novel terbitan penerbit mayor yang memang harus melewati editing yang panjang. Sementara dia menyelesaikan novelnya cuman dalam hitungan hari!! 9-10 hari aja katanya..wow...

Semangat Dijah!!! Kamu hebat!! #gueserius

Eh tapi itu penilain saya ya, dan saya mah apa atuh, hanya debu nempel di pager jalan tol,,,

Buat teman-teman yang penasaran sama bukunya Dijah Yellow ini, nabung dulu gih,,karena bukunya mahal bu,,,145.000 rupiah per eksemplar. Kalo udah ada uangnya, silahkan beli di sini. :) Sssssttt,,,ada yang udah nulis ulasannya juga lho di kompasiana :) Rating 5 dari 5!!!

Terlepas dari semua itu saya jadi berfikir, kalo seorang Dijah Yellow aja bisa menerbitkan novelnya, kenapa saya tidak?

Impian saya menerbitkan buku yang sudah terkubur jauh-jauh tiba-tiba serasa menyala kembali seperti sebuah lilin yang tiba-tiba menyala di dalam gua.

Kumpulan cerpen dulu mungkin?

Tuesday 24 March 2015

Gaji Pegawai Pajak

Akhir-akhir ini pegawai pajak jadi sorotan. Berita dimana-mana memberitakan bahwa gaji mereka super duper wah,,,
Hanya saja saya sudah tidak percaya lagi sama media, berita A bisa jadi Z, berita B bisa jadi H,,tapi memang begitulah dunia ini. Semoga saya tidak menjadi orang yang gampang berprasangka dan iri hanya karena membaca berita yang "membakar".

Kembali soal gaji pegawai pajak, ini link beberapa media yang memberitakan lengkap dengan besarannya, tapi angkanya tidak sama,,

Kompas
Kompas lagi
Tribun
JPNN
Detik
Detik lagi

Mana sih yang benar?

Di kepala saya sih bunyinya begini :

Saya tidak suka gaji saya ditanya-tanya. Saya tidak suka urusan dapur saya dibahas oleh seantero dunia. Lalu pantaskah saya "mengurusi" gaji dan dapur orang lain?

Terngiang-ngiang beberapa quote :

Hidup akan baik-baik saja, sampai saat kita mulai "membanding-bandingkan"

Hidup rasanya lebih indah ketika "apple" dan "blackberry" hanyalah sekedar buah-buahan.

Rejeki kita sudah tertakar, dan tidak akan mungkin tertukar.

Jam Tangan



Aku gak suka jam tangan, alasannya karena setiap jam tangan membuat aku khawatir kalau-kalau baterainya habis.

Monday 23 March 2015

Situasi

Semua akan baik-baik saja, sampai saat kau mulai "membanding-bandingkan".

Friday 20 March 2015

Sholat Jumat

Tadi siang saya makan bakso di seputaran Slipi. Warung baksonya ramai sekali, sampai-sampai banyak orang yang mengantri berdiri di luar warung sambil menunggu orang yang sudah selesai makan meninggalkan kursinya. Ramai sekali. Beneran ramai. Silih berganti orang duduk dan makan di sana.

Lalu saya ingat kalau hari ini adalah hari Jumat, dimana para muslim laki-laki punya kewajiban menjalankan ibadah sholat Jumat di masjid. Dan saya kemudian memandang satu per satu pelayan yang ada di warung itu, hampir semuanya laki-laki. Dengan cekatannya mereka mengisi mangkuk, mengedarkan mengkuk, mengisi gelas-gelas, mengedarkan gelas-gelas, mengambil piring-piring dan gelas kotor, mengelap meja dan mencuci alat-alat makan yang kotor.

Begitupun pengunjungnya, kira-kira setengahnya adalah laki-laki. Saya tidak tau mereka memeluk agama apa.
gambar dari sini

Pertanyaan saya cuman satu : Mereka ini gak pada jumatan ya?

Lelah

Ketika kamu merasa lelah, tak ada nasehat yang lebih bijak daripada "Beristirahatlah".
gambar dari sini

Ketika

Ketika kamu merasa menjadi orang yang paling susah,,

mungkin kamu belum bertemu dengan orang lain yang jauh lebih susah dari kamu.

Dan mereka itu ada, nyata.

Wednesday 11 March 2015

Simply Mint Tea

Selamat siang semuanyaaa...

Saya kira musim hujan sudah berakhir setelah agak lama ya tidak turun hujan di seputaran Jakarta ini.  Eh, tiba-tiba dua hari kemaren mendung kembali menggelayut di langit dan kemaren saya kembali terguyur hujan :(

Sore-sore berhujan enak ya kalo kita minum secangkir teh hangat beraroma mint? Nah, pas banget kali ini saya akan memberikan resep yahud untuk membuat teh mint yang super simpel dan enak.

Siapkan bahan-bahannya :
- Teh Manis Panas
- Permen Mint Jadul

Saya menggunakan teh merek apa saja yang ada di kantor (soalnya biasanya pas sore berhujan saya masih ada di kantor) :D
Yang kedua saya menggunakan permen mint jadul yang seperti ini :
gambar dari sini

Cara membuat :
- Buatlah secangkir teh manis panas. Manisnya sesuai selera aja, dan sebaiknya tidak terlalu manis karena akan kita tambahkan permen di dalamnya.
- Masukkan beberapa butir permen mint jadul ke dalam teh panas. Aduk rata.
- Nikmati selagi panas.

Yummy...hangat..segar dan gampang sekali membuatnya.

Di kepala saya sih masih ada bayangan-bayangan teh dengan rasa-rasa yang lain ya,,,misalnya dengan ditambahkan permen rasa jeruk? Permen mint yang ada rasa-rasanya seperti permen KISS, RELAXA? Pasti seru..

Bagi penggemar teh bisa dicoba nih, trus kabari saya ya gimana hasilnya :)

Monday 9 March 2015

Someone We Meet (3)

Kakek penjual kitiran.

Hari sudah beranjak malam ketika kami pulang dari rumah sakit untuk mengantar anak saya berobat. Sudah hampir jam 10 malam sepertinya. Di perjalanan pulang, motor kami menyalip seorang kakek-kakek yang mengendarai sepeda butut. Di sepedanya terpancang sebatang kayu yang menjadi tempat dia menancapkan banyak sekali kitiran bambu.
gambar dari sini

Kami pun berhenti, menunggu kakek itu sampai di hadapan kami. Tubuhnya renta, usianya sepertinya sudah kepala 7 atau 8. Giginya ompong. Tubuhnya kurus berbalut baju yang bertumpuk-tumpuk. Aku lihat dia memakai kaos kaki panjang kumal yang tebal (sepertinya didobel juga) dan juga sepatu belel.

Saya tanya berapa harga kitirannya, dia menjawab dengan sangat ramah dan ceria, "Lima ribuuuuu", memperlihatkan giginya yang ompong. Aku lihat matanya, mata yang menunjukkan bahwa dia bangga dan senang sekali melakukan pekerjaannya itu. Subhanallah...

Di usianya yang renta, dia tetap berusaha sekuat tenaga. Malam itu dingin, dengan terseok-seok dia mengayuh sepeda pancalnya. Dengan baju dan kaos kaki rangkap-rangkapnya, dinginpun dilawannya. Hebat.

Saya senang ketika dalam lanjutan perjalanan saya pulang, beberapa motor yang menyalip motor kami berlalu dengan meninggalkan bunyi-bunyian yang khas. Bunyi kitiran bambu itu. Rezeki untuk sang kakek.

Note :
Setelah saya googling, ternyata kitiran ini adalah mainan jadul khas Jepara. Kitiran ini terbuat dari bambu dan kertas minyak. Ketika berputar, baling-baling ini akan mengeluarkan suara yang khas,,tek tek tek tek tek tek tek,,,,
Bisa dilihat di sini atau di sini.

Friday 6 March 2015

Iklan

Halo,,,numpang iklan ya...







Yang suka jilbab motif,,bisa kunjungi toko saya : My Lovely Lil Shop

Makasiihhhh

Someone We Meet (2)

Dalam perjalanan hidup kita, pasti banyak sekali orang yang kita temui. Beberapa bertahan lama dalam lingkaran kehidupan sehari-hari kita, beberapa hanya bertemu sesekali dan kebanyakan hanya bertemu sekali atau dua kali. Dalam sekali atau dua kali pertemuan itu, terkadang meninggalkan kesan yang tertanam dalam pikiran dan perasaan kita. Itulah salah satu tetesan ilmu dalam pelajaran hidup.

Ada seorang ibu-ibu penjual masakan siap santap yang sering kami lihat berjualan di sebuah kompleks perumahan. Ibu itu berjualan menggunakan sepeda motor. Di motornya terpasang gerobak yang isinya nasi, sayur, gorengan, es teh manis yang sudah dibungkus plastik, dan lauk-lauk lainnya. Target pasarnya adalah para kuli bangunan yang sedang membangun rumah di kompleks perumahan. Dia berjualan berkeliling menghampiri tempat para tukang itu menginap. Kebanyakan tukang-tukang itu menginap di rumah yang sedang mereka bangun, yang saat itu masih berupa bakal bangunan.

gambar dari sini
Saya sulit menemukan gambar yang mirip dengan motor dan gerobak ibu ini, dan saya juga belum sempat memotretnya sendiri. Gerobaknya mirip dengan gerobak tukang bubur ayam gitu lah,,tapi masakan yang dijualnya adalah nasi bungkus dan lauk pauk.


Saya sesekali berhenti untuk membeli dagangannya ketika bertemu ketika perjalanan pulang dari kantor. Masakannya enak dan murah. Suatu hari, ketika saya hendak membeli, ada seorang lelaki yang membantu ibu itu membawa sayur nangka muda untuk dituang di wadah yang terpasang di gerobaknya. Saya perhatikan lelaki ini masih muda, jauh lebih muda dibanding ibu penjual masakan ini. Saya pun membuka obrolan.

"Putrane, Bu?" - "Anaknya, Bu?"
"Bukan, itu suamiku. Hahahahahaha"
"Itu suamiku, emang dia itu lebih muda dari aku. Aku 48 dia 45".


Lalu berlanjutlah obrolan kami. Dari obrolan itu saya jadi tau kalo mereka sudah mempunyai tiga orang anak. Anak pertama bekerja di Korea. Saya berfikir pasti anak mereka ini menjadi TKI di sana. Ternyata bukan saudara-saudara. Anak mereka ini kerjanya aslinya di salah satu perusahaan pertambangan di Kalimantan, dan kebetulan saat ini sedang dikirim ke Korea untuk dinas luar di sana. O lala...

Anak kedua mereka sebentar lagi akan menyelesaikan kuliahnya di Universitas Mercubuana. Anak ketiganya, baru menginjak kelas 2 SMA. Subhanallah ya...

Melihat penampilan ibu itu dan suaminya yang sederhana sekali saya salut mendengar ceritanya. Mereka peduli sekali dengan pendidikan anak-anaknya. Saya yakin jika kita mau, apapun bisa kita capai kok, tidak harus jadi pegawai yang bergaji tinggi, atau jadi pejabat yang bergigi, semua pasti bisa. Eh, buat yang pintar masak, bisa jadi peluang usaha nih :D

Bahkan Tukang Bubur Naik Haji pun tidak hanya ada dalam sinetron.

Thursday 5 March 2015

Someone We Meet

Pada suatu hari, saya dan suami pengin ngemil malem-malem, 10 kali buka tutup kulkas tak ada perubahan sejak pertama kali dibuka, tetep ga ada cemilan. Okelah kami keluar rumah, berniat membeli martabak manis di pinggir jalan.

Sambil menunggu martabak dibuat, ada seorang bapak-bapak menghampiri kami. Usianya sekitar 50 tahunan, memakai baju batik, celana panjang hitam, kopyah dan berkacamata. Di tangannya dia memegang sebotol teh manis kemasan yang hampir kosong. Wajahnya tampak lelah dan mukanya berkeringat.

Bapak itu menanyakan apakah daerah Gondrong masih jauh dari sini (tempat saya beli martabak)? Suami saya bilang masih jauh. Lalu bapak itu menanyakan arahnya lalu kembali berjalan setelah suami saya menunjukkan arah ke Gondrong. Kami berpandangan, dia akan berjalan kaki ke Gondrong???

Dari tempat kami berdiri, untuk ke arah Gondrong itu masih jauh banget. Kami pun mengejar bapak itu untuk memberitahu bahwa untuk kesana sebaiknya naek angkot saja karena masih jauh banget. Dan apa yang dikatakannya?

"Iya mas nggak apa-apa. Saya jalan kaki saja kesana. Saya tadi udah jalan dari stasiun Sudimara ke sini (tau nggak, itupun udah jauh bangettt), soalnya saya kehilangan dompet saya di kereta. Saya sempat makan di warteg, tapi begitu mau bayar, saya baru sadar kalo dompet saya sudah gak ada."
gambar dari sini

Kami berdua berpandangan lagi. Kasihan.

Sepanjang jalan pulang kami jadi membahas topik betapa teganya para copet itu. Mereka tidak memikirkan bagaimana nasib korbannya. Iya kalo korbannya punya HP lalu bisa menghubungi sanak saudaranya untuk menjemput, kalau tidak? Iya kalau dia kuat berjalan dan tau arah pulang, kalau tidak? Berbagai kemungkinan kami bahas sambil sesekali mengehujat copet-copet yang tidak punya hati itu.

Coba bagaimana kalau yang menjadi korban itu kakek nenek kita? Orang tua kita? Anak-anak kita? Saudara-saudara kita? Bagaimana kalo yang diambil gak cuma dompet, tapi beserta tas, HP dan lainnya? Astaghfirullah al adzim,,,lindungilah kami dari kejahatan ya Allah... Amiiin

Wednesday 4 March 2015

Sudah Tertakar dan Tidak Akan Tertukar

Rezeki.

Semua orang setiap saat mengharapkan rezeki. Setiap hari orang berlalu lalang mengejar rezeki. Setiap detik orang memikirkan rezeki, padahal rezeki itu sudah tertakar dan tidak akan mungkin tertukar.
gambar dari sini

Beberapa kali saya membaca tulisan mengenai rezeki yang sangat menyentil. Silahkan dibaca sendiri :
1. Rezeki Sudah Tertakar, Tak Akan Pernah Tertukar
2. Substitusi Nikmat
3. Hutang Rezeki

Intinya adalah bahwa tugas kita di dunia ini sehubungan dengan rezeki adalah berusaha, berdoa dan bertawakal kepada Allah, kemudian bersyukur. Masalah apa yang akan kita dapatkan, itu mutlak urusan Allah SWT.

Tulisan pertama membuat saya melek, bahwa banyak sekali hal yang harus saya syukuri, bahwa rezeki yang saya terima adalah pemberian Allah. Allah Maha Tahu apa yang kita butuhkan, dan Dia mengatur dengan indahnya.

Tulisan kedua dan ketiga membuat saya sering introspeksi diri ketika saya terlena sehingga menjadikan saya malas dan kufur.

"Bila Anda digaji Rp. 10.000.000 oleh perusahaan, namun Anda bekerja seperti digaji Rp. 20.000.000, maka Allah akan membayar lebihnya dengan kesehatan, karir, keluarga sejahtera, anak yang cerdas, dan semisalnya.
Namun bila Anda bekerjanya seperti orang bergaji Rp. 5.000.000, maka Allah pun akan menuntut sisanya dengan penyakit, kesusahan, hutang, masalah, dan semisalnya.
Jadi bekerjalah maksimal. Ikhlaskanlah.Yakinlah dengan aturan-Nya. Lalu perhatikan yang akan Allah buat untuk kejayaanmu"

"Janganlah mata kita terlalu cepat silau ketika melihat orang lain mendapat sebuah kenikmatan. Sebab kita tidak tahu nikmat lain apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala cabut darinya –agar tak muncul rasa iri dan dengki.
Jangan pula diri terlalu cepat merasakan kecewa ketika ada sebuah nikmat yang tercabut dari diri kita. Sebab kita kadang tidak menyadari, nikmat lain apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan sebagai penggantinya –agar terhindar dari kufur akan nikmat yang diberi.
Namun nikmat terbesar yang tidak bisa diganti dengan apa pun adalah, kita mentauhidkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala"
 (dari tulisan kedua)

Pada tulisan ketiga lebih ditekankan bahwa apa yang kita peroleh itu seharusnya adalah yang merupakan hasil kerja keras kita. Ketika kita menikmati hal yang seharusnya bukan hak kita, maka itu akan menjadi hutang rezeki kita.

"Dan, seperti segala macam hutang lainnya, Hutang harus dibayar..
Mirisnya, bila rezeki asli kita (hasil dari usaha maupun kerja keras kita sendiri) tidaklah cukup untuk ‘membayar’ hutang rezeki yang kita miliki, maka ada hal yang lebih berharga daripada uang, yang akan diambil dari kita untuk membayarnya..
Hal itu bisa berupa kesehatan diri kita (sakit berat datang silih berganti), keluarga kita (perselingkuhan, anak jadi nakal dan perceraian), nama baik kita (dihukum penjara dan terkenal di media), sahabat kita (ditinggal teman-teman yang baik, dikerubungi teman jahat) dll..
Pertanyaannya, seberapa banyak hutang rezeki Kita?
Sudahkah Kita membayarnya? (dengan sedekah, mengembalikan kepada mereka yang berhak, bekerja keras tanpa mengharap ikut memakan rezeki orang tua dll)"
 (dari tulisan ketiga)

So, sudahkah kita berusaha yang terbaik hari ini?
Sudahkah kita mensyukuri segala nikmat kita hari ini?

Paling Benar

Terkadang, kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling benar sejagat raya. Orang lain selalu saja ada salahnya, sedangkan kita ... memang sih ada salah, tapi kan ada alasannya sehingga kita menjadi tidak salah.

Terkadang, kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling baik sedunia. Orang lain baik sih, tapi itu juga palingan karena mereka ingin terlihat baik aja, sedangkan kita kan emang aslinya orang baik. Uhuk.

Terkadang kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling miskin sesemesta. Apapun yang kita punya rasanya masih kurang, apalagi jika dibandingkan dengan si A, si B, si C dan teman-teman kita yang lain. Kitalah yang paling menderita dan kekurangan.

Terkadang juga, kita merasa menjadi orang yang paling pintar sealam raya. Apapun yang orang katakan di sosial media, kita punya alasan untuk menyalahkannya dan kita punya pendapat kita yang lebih yahuudd...

Ada yang salah yang saya katakan?
gambar dari sini

Memang, kita sering banget menempatkan diri sebagai komentator. Paham atau nggak paham masalahnya yang penting komentar.

Pernahkah teman-teman merasa menyesal setelah melontarkan sebuah komentar karena baru sadar kalo komentar yang barusan keluar adalah salah?

Pernahkah teman-teman merasa menyesal setelah menempelkan label tertentu kepada seseorang yang ternyata label yang kamu berikan itu jelas-jelas salah?

Saya sering. Dan ketika saya menyesal, terkadang saya gengsi untuk meminta maaf. And then?

And then marilah kita sering-sering introspeksi diri, sering-sering muhasabah, apa yang kita lihat belum tentu seperti yang kita sangkakan, apa yang kita tau belum tentu itu yang benar.

Sama-sama berucap, berucaplah yang baik. Sama-sama berfikir, berfikirlah yang baik.
Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Amiiin.