Jadi,
Sepanjang usia gue yang udah 31 tahun ini #ehem #abaikanAngkanya, gue sudah bertemu dan bergaul dengan banyak sekali orang. Orang-orang itu baik hadir sebagai teman, sahabat (beda ya sahabat dengan teman?), saudara atau hubungan yang lain. Beberapa dari mereka ini, menurut gue adalah orang yang cerdas. Entah cerdas dalam ilmu pelajaran, cerdas dalam menulis, cerdas dalam bergaul atau cerdas dalam berfikir. Yang pasti, ada sesuatu dalam diri mereka ini yang unggul banget. Sesuatu yang menonjol. Akan gue tulis tentang dua orang yang "beda" itu ya...
Banyak sih orang-orang pinter yang pernah gue temuin. Banyak banget malah,,tapi mereka berdua ini beda. Mereka "tidak hanya sekedar pintar". Mereka punya sesuatu "lebih".
Salah satunya adalah seorang sahabat yang dia itu agak gila. Hahahahahahaha. Tentu saja kalian harus mengerti maksud gue. Gila disini adalah, seringkali membuat gue berfikir "entah bagaimana caranya dia bisa melakukannya!". Terutama dalam hal menulis cerita. Dia dengan fasih bisa menggambarkan sesuatu dengan tepat, menuliskan sesuatu sehingga ketika orang membacanya akan merasa "nyaman membaca" setiap unsur kalimatnya, dan dalam setiap ceritanya, sarat dengan "informasi". Di pikiran gue, sepertinya di kepalanya itu ada banyak sekali roda gerigi yang saling berhubungan, dan roda-roda ini bekerja terus menerus untuk mengolah informasi yang nantinya akan dia tuangkan di tulisan-tulisannya.. Dan voila! Tulisannya akan membuat kita "takjub".
Satu lagi adalah seorang ibu yang sekaligus rekan kerja gue. Kalo yang tadi bisa menulis dengan sangat menakjubkan, yang ini cara berfikirnya yang bikin kita "takjub". Dia bisa membaca peraturan yang naudzubillah njelimetnya, trus tiba-tiba semenit kemudian dia bisa memberikan kesimpulan beserta to do list yang harus kita lakukan. WOW! Sementara gue masih terbengong bengong mencerna kalimat pertama di bagian : Menimbang..
Begitupun ketika dia membaca buku. Sekali baca dia akan tau maksudnya, jalan ceritanya, efeknya, logis tidaknya, dan seterusnya dan seterusnya...
Dan one day ujug-ujug ketika mendengar sesuatu dia bisa dengan cepat menghubungkan semua hal yang berhubungan dengan hal tersebut walapun hal yang berhubungan itu sudah lama sekali ada.
Otaknya mungkin terlalu cair,,hahahahahahaha
Dua orang ini dari sisi akademis beda banget ya cin..
Orang yang pertama, pinter sih dari segi akademis, tapi dari segi nilai-nilai yang didapat di sekolah, di kampus, itu biasa aja. Ga masuk kategori peringkat pertama atau yang WOW gitu. Biasa aja. Tapi sekalinya dia mengerti pelajaran, dia akan dengan mudahnya mengajari orang lain untuk memahami pelajaran itu,,,
Orang yang kedua, gue kurang tau sih jaman dulunya dia dapet peringkat berapa, tapi dari segi sejarah pendidikan doi,,,gue rasa dia termasuk yang mendapat angka-angka WOW. Dan menurut gue pantes banget lah emang dia dapet angka WOW. Pokoknya kalo gue cerita nih tentang pendidikan nih orang ke teman, teman gue itu akan bilang "Orang gilaaaa".
Dari keduanya, menurut gue ada beberapa persamaan. Entah cuma gue aja yang ngerasa atau memang "kecerdasan" itu kalo terlalu tinggi efeknya begitu,,hahahahaha. Apa aja?
- Mereka berdua ini orangnya acak banget. Naruh apa-apa suka-suka mereka, bisa dibilang berantakan. Tapi seberantakan apapun barang-barang mereka, mereka selalu tau dimana barang yang dia cari terletak. Hahahaha.. Gelo.
- Mereka berdua ini ngaco banget masalah gaya dandan dan berpakaian. Kalo dilihat dari hasilnya sih, mereka ini sebenernya udah bekerja keras supaya bisa mengikuti "pasar", but hasilnya dimata gue selalu "failed". Hahahaha. Nggak, gue ga bilang mereka jelek, sama sekali enggak. Mereka ini kalo lagi tampil ala mereka sendiri, ketika sebodo amat, maka tampilan mereka akan bikin kita ngeliatnya "dia banget", kereeenn. Nah kalo lagi memaksakan diri untuk "tampil normal", maka kita akan tau bahwa sebenernya mereka sudah "bekerja keras", walaupun masih harus banyak kerja keras lagi.. #MaafkanGue
- Mereka ini agak keras kepala. Hahahahahaha..bukan agak, tapi memang keras kepala, walaupun untuk satu dan dua hal gampang terpengaruh,,,
- Mereka ini baik hati, gampang tersentuh dan suka menolong. Dengan cara mereka sendiri tentu saja. Yang kadang kita pun nggak mengerti kenapa bisa terpikir cara begitu...
- Lifestylenya acak banget, dan moodnya swing. Suka-suka mereka mau ngapain dan kapan yang penting heppyyyyy...mereka tau apa yang membuat mereka senang :)
- Mereka suka baca buku. Yang ini setidaknya gue ada kesamaan juga,,horeeeeeeeeeeee...
Singkatnya seperti itu yah,,
Agak gak penting juga sih sebenernya nulis tentang ini,,hahaha,,but gue sendiri jadi penasaran, seperti apa gue dimata teman-teman yang setiap hari bergaul sama gue..
Apakah gue tampak gendut? #PAstilaaahh
#abaikan
#segeraSudahiTulisanIni
Wednesday, 23 November 2016
Tuesday, 22 November 2016
Pegawai Pajak Ditangkap KPK
Pagi ini bangun tidur disambut dengan berita penangkapan OTT Pegawai Pajak oleh KPK. Gue bacanya di detik.com, dan tentu saja kalo baca berita di detik itu, yang heboh dan panas membara justru komentar-komentarnya,,hahahahaha
Banyak yang komentar begini :
"Percuma saya bayar pajak kalo ujung-ujungnya memperkaya korup kayak gini!"
Lhah, ketahuan deh dia belum pernah bayar pajak... Namanya bayar pajak itu ya ke Bank, ke kantor pajak kan cuma lapor SPT, konsultasi terkait perpajakan...trus kalo dia bayar pajaknya bener, gimana caranya orang pajak ngambil pajak dia?
Kalo yang ditangkap ini, lha ini kan kongkalikong dia sama pengusaha, karena pengusaha ini pengen pajaknya lebih kecil, dan si oknum pegawai pajaknya ini ingin dapat harta (haram), kan gitu,,,
Uangnya itu darimana? Ya uangnya pengusaha itu, bukan uang yang diambil dari pajak-pajak yang sudah dibayar oleh para wajib pajak yang patuh...
Komentar kedua terbanyak adalah memaki SELURUH PEGAWAI PAJAK. Bahwa seluruh pegawai pajak itu korupsi, ngemplang pajak...
Astagaaa... Teman-teman sabar yaa...
Jadi ini semacam orang ngicip satu buah jeruk, buah itu asem lalu dia teriak-teriak ke seluruh penjuru dunia kalo SEMUA BUAH JERUK ITU ASEM
atau orang yang beli telur di toko satu kilo, pas mau digoreng, nemu satu butir busuk, lalu dia berteriak-teriak bahwa SEMUA TELUR DI TOKO ITU BUSUK
atau yang lebih parah lagi, dia baca coretan di tembok tetangganya begini : "Mainan Robotku Rusak", lalu dia berteriak-teriak bahwa SEMUA MAINAN ROBOT RUSAK...
atau misal dia pergi ke mall, ketemu salah satu pegawai mall itu yang nyebelin banget, lalu dia akan berkoar-koar bahwa SEMUA PEGAWAI MALL DISINI NYEBELIN, PECAT AJA
atau misal dia kerja di suatu perusahaan, kemudian dia ketemu temannya sendiri yang sama-sama kerja di situ sedang makan jengkol, lalu apakah dia juga akan menyimpulkan bahwa semua karyawan di perusahaannya suka makan jengkol??
Sudah gitu aja ya..wallau a'lam bishowab..jangan asal tuduh, akhirat balasannya...
Siapkan mental baja ya teman-teman pegawai pajak yang lain, yang tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama dan negara :)
Tetap semangat!
Banyak yang komentar begini :
"Percuma saya bayar pajak kalo ujung-ujungnya memperkaya korup kayak gini!"
Lhah, ketahuan deh dia belum pernah bayar pajak... Namanya bayar pajak itu ya ke Bank, ke kantor pajak kan cuma lapor SPT, konsultasi terkait perpajakan...trus kalo dia bayar pajaknya bener, gimana caranya orang pajak ngambil pajak dia?
Kalo yang ditangkap ini, lha ini kan kongkalikong dia sama pengusaha, karena pengusaha ini pengen pajaknya lebih kecil, dan si oknum pegawai pajaknya ini ingin dapat harta (haram), kan gitu,,,
Uangnya itu darimana? Ya uangnya pengusaha itu, bukan uang yang diambil dari pajak-pajak yang sudah dibayar oleh para wajib pajak yang patuh...
Komentar kedua terbanyak adalah memaki SELURUH PEGAWAI PAJAK. Bahwa seluruh pegawai pajak itu korupsi, ngemplang pajak...
Astagaaa... Teman-teman sabar yaa...
Jadi ini semacam orang ngicip satu buah jeruk, buah itu asem lalu dia teriak-teriak ke seluruh penjuru dunia kalo SEMUA BUAH JERUK ITU ASEM
atau orang yang beli telur di toko satu kilo, pas mau digoreng, nemu satu butir busuk, lalu dia berteriak-teriak bahwa SEMUA TELUR DI TOKO ITU BUSUK
atau yang lebih parah lagi, dia baca coretan di tembok tetangganya begini : "Mainan Robotku Rusak", lalu dia berteriak-teriak bahwa SEMUA MAINAN ROBOT RUSAK...
atau misal dia pergi ke mall, ketemu salah satu pegawai mall itu yang nyebelin banget, lalu dia akan berkoar-koar bahwa SEMUA PEGAWAI MALL DISINI NYEBELIN, PECAT AJA
atau misal dia kerja di suatu perusahaan, kemudian dia ketemu temannya sendiri yang sama-sama kerja di situ sedang makan jengkol, lalu apakah dia juga akan menyimpulkan bahwa semua karyawan di perusahaannya suka makan jengkol??
Sudah gitu aja ya..wallau a'lam bishowab..jangan asal tuduh, akhirat balasannya...
Siapkan mental baja ya teman-teman pegawai pajak yang lain, yang tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama dan negara :)
Tetap semangat!
Thursday, 17 November 2016
SIMBOK
Selamat pagi sahabat Efbi,
Pagi ini ada kisah menarik, inspiratif dan sangat patut dicontoh oleh kita semua :), cerita itu muncul di timeline saya, tulisan dari akun fb yang bernama Erick Setiyawati, judulnya SIMBOK.
Selamat membaca..
S I M B O K
"Mbok, kita kan sekarang cuma tinggal berdua, kenapa simbok tetap masak segitu banyak? Dulu waktu kita masih komplet berenam aja simbok masaknya selalu lebih. Mbok yao dikurangi, mbook...ben ngiriit.." kataku dg mulut penuh makanan masakan simbokku siang ini: nasi liwet anget, sambel trasi beraroma jeruk purut, tempe garit bumbu bawang uyah, sepotong ikan asin bakar, dan jangan asem jowo. Menu surga bagiku.
Sambil membenahi letak kayu2 bakar di tungku, simbok menjawab, "Hambok yo ben toooo..."
"Mubazir, mbok. Kayak kita ini orang kaya aja.." sahutku.
"Opo iyo mubazir? Mana buktinya? Ndi jal?" tanya simbok kalem. Kadang aku benci melihat gaya kalem simbok itu. Kalo sudah begitu, ujung2nya pasti aku bakal kalah argumen.
"Lhaa itu?, tiap hari kan yo cuma simbok bagi2in ke tetangga2 to? Orang2 yg liwat2 mau ke pasar itu barang??" aku ngeyel.
"Itu namanya sedekah, bukan mubazir.. Cah sekolah kok ra ngerti mbedakke sodakoh ro barang kebuang.."
"Sodakoh kok mban dino?! Koyo sing wes sugih2o wae, mbooook mbok!" nadaku mulai tinggi.
"Ukuran sugih ki opo to, Kir?" Ah, gemes lihat ekspresi kalem simbok itu!
"Hayo turah2 leh duwe opo2..Ngono we ndadak tekon!"
"Lha aku lak yo duwe panganan turah2 to? Pancen aku sugih, mulo aku iso aweh...". Tangannya yg legam dg kulit yg makin keriput menyeka peluh di pelipisnya. Lalu simbok menggeser dingkliknya, menghadap persis di depanku. Aku terdiam sambil meneruskan makanku, kehilangan selera utk berdebat.
"Le, kita ini sudah dapat jatah rejeki masing2, tapi kewajiban kita kurang lebih sama: sebisa mungkin memberi buat liyan. Sugih itu keluasan atimu untuk memberi, bukan soal kumpulan banda brana. Nek nunggu bandamu mlumpuk lagek aweh, ndak kowe mengko rumongso isih duwe butuh terus, dadi ra tau iso aweh kanthi iklas. Simbokmu iki sugih, le, mban dino duwe pangan turah2, dadi iso aweh, tur kudu aweh. Perkoro simbokmu iki ora duwe banda brana, iku dudu ukuran. Sing penting awake dewe iki ora kapiran, iso mangan, iso urip, iso ngibadah, kowe podo iso sekolah, podo dadi uwong.. opo ora hebat kuwi pinaringane Gusti Allah, ingatase simbokmu iki wong ora duwe tur ora sekolah?", simbok tersenyum adem.
"Iyo, iyoooooh.."
"Kowe arep takon ngopo kok aku masak akeh mban dino?"
"He eh."
"Ngene, Kir, mbiyen simbahmu putri yo mulang aku. Jarene: "Mut, nek masak ki diluwihi, ora ketang diakehi kuwahe opo segone. E....mbok menowo ono tonggo kiwo tengen wengi2 ketamon dayoh, kedatangan tamu jauh, atau anaknya lapar malam2, kan paling ora ono sego karo duduh jangan..".. ngono kuwi, le. Dadi simbok ki dadi kulino seko cilik nyediani kendi neng paran omah kanggo wong2 sing liwat, nek mangsak mesti akeh ndak ono tonggo teparo mbutuhke. Pancen niate wes ngunu kuwi yo dadi ra tau jenenge panganan kebuang2... Paham?"
Aku diam. Kucuci tanganku di air baskom bekas simbok mencuci sayuran. Aku bangkit dari dingklikku di depan tungku, mengecup kening keriput simbokku, trus berlalu masuk kamar.
Ah, simbok. Perempuan yg ngga pernah makan sekolahan dan menurutku miskin itu hanya belajar dari simboknya sendiri dan dari kehidupan, dan dia bisa begitu menghayati dan menikmati cintanya kepada sesamanya dg caranya sendiri. Sementara aku, manusia modern yg bangga belajar kapitalisme dgn segala hitung2an untung rugi, selalu khawatir akan hidup kekurangan, lupa bhw ada Tuhan yang menjamin
hidup setiap mahluk yg bernyawa. Simbokku benar: sugih itu kemampuan hati utk memberi utk liyan, bukan soal mengumpulkan utk diri sendiri.
Pagi ini ada kisah menarik, inspiratif dan sangat patut dicontoh oleh kita semua :), cerita itu muncul di timeline saya, tulisan dari akun fb yang bernama Erick Setiyawati, judulnya SIMBOK.
Selamat membaca..
S I M B O K
"Mbok, kita kan sekarang cuma tinggal berdua, kenapa simbok tetap masak segitu banyak? Dulu waktu kita masih komplet berenam aja simbok masaknya selalu lebih. Mbok yao dikurangi, mbook...ben ngiriit.." kataku dg mulut penuh makanan masakan simbokku siang ini: nasi liwet anget, sambel trasi beraroma jeruk purut, tempe garit bumbu bawang uyah, sepotong ikan asin bakar, dan jangan asem jowo. Menu surga bagiku.
Sambil membenahi letak kayu2 bakar di tungku, simbok menjawab, "Hambok yo ben toooo..."
"Mubazir, mbok. Kayak kita ini orang kaya aja.." sahutku.
"Opo iyo mubazir? Mana buktinya? Ndi jal?" tanya simbok kalem. Kadang aku benci melihat gaya kalem simbok itu. Kalo sudah begitu, ujung2nya pasti aku bakal kalah argumen.
"Lhaa itu?, tiap hari kan yo cuma simbok bagi2in ke tetangga2 to? Orang2 yg liwat2 mau ke pasar itu barang??" aku ngeyel.
"Itu namanya sedekah, bukan mubazir.. Cah sekolah kok ra ngerti mbedakke sodakoh ro barang kebuang.."
"Sodakoh kok mban dino?! Koyo sing wes sugih2o wae, mbooook mbok!" nadaku mulai tinggi.
"Ukuran sugih ki opo to, Kir?" Ah, gemes lihat ekspresi kalem simbok itu!
"Hayo turah2 leh duwe opo2..Ngono we ndadak tekon!"
"Lha aku lak yo duwe panganan turah2 to? Pancen aku sugih, mulo aku iso aweh...". Tangannya yg legam dg kulit yg makin keriput menyeka peluh di pelipisnya. Lalu simbok menggeser dingkliknya, menghadap persis di depanku. Aku terdiam sambil meneruskan makanku, kehilangan selera utk berdebat.
"Le, kita ini sudah dapat jatah rejeki masing2, tapi kewajiban kita kurang lebih sama: sebisa mungkin memberi buat liyan. Sugih itu keluasan atimu untuk memberi, bukan soal kumpulan banda brana. Nek nunggu bandamu mlumpuk lagek aweh, ndak kowe mengko rumongso isih duwe butuh terus, dadi ra tau iso aweh kanthi iklas. Simbokmu iki sugih, le, mban dino duwe pangan turah2, dadi iso aweh, tur kudu aweh. Perkoro simbokmu iki ora duwe banda brana, iku dudu ukuran. Sing penting awake dewe iki ora kapiran, iso mangan, iso urip, iso ngibadah, kowe podo iso sekolah, podo dadi uwong.. opo ora hebat kuwi pinaringane Gusti Allah, ingatase simbokmu iki wong ora duwe tur ora sekolah?", simbok tersenyum adem.
"Iyo, iyoooooh.."
"Kowe arep takon ngopo kok aku masak akeh mban dino?"
"He eh."
"Ngene, Kir, mbiyen simbahmu putri yo mulang aku. Jarene: "Mut, nek masak ki diluwihi, ora ketang diakehi kuwahe opo segone. E....mbok menowo ono tonggo kiwo tengen wengi2 ketamon dayoh, kedatangan tamu jauh, atau anaknya lapar malam2, kan paling ora ono sego karo duduh jangan..".. ngono kuwi, le. Dadi simbok ki dadi kulino seko cilik nyediani kendi neng paran omah kanggo wong2 sing liwat, nek mangsak mesti akeh ndak ono tonggo teparo mbutuhke. Pancen niate wes ngunu kuwi yo dadi ra tau jenenge panganan kebuang2... Paham?"
Aku diam. Kucuci tanganku di air baskom bekas simbok mencuci sayuran. Aku bangkit dari dingklikku di depan tungku, mengecup kening keriput simbokku, trus berlalu masuk kamar.
Ah, simbok. Perempuan yg ngga pernah makan sekolahan dan menurutku miskin itu hanya belajar dari simboknya sendiri dan dari kehidupan, dan dia bisa begitu menghayati dan menikmati cintanya kepada sesamanya dg caranya sendiri. Sementara aku, manusia modern yg bangga belajar kapitalisme dgn segala hitung2an untung rugi, selalu khawatir akan hidup kekurangan, lupa bhw ada Tuhan yang menjamin
hidup setiap mahluk yg bernyawa. Simbokku benar: sugih itu kemampuan hati utk memberi utk liyan, bukan soal mengumpulkan utk diri sendiri.
Wednesday, 16 November 2016
Dongeng Anak : Kuca dan Kuci
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah dua ekor kucing yang sangat besar. Kuca dan Kuci namanya. Kuca adalah seekor kucing hitam dengan mata kuning menyala, gigi yang tajam dan cakar yang panjang-panjang. Suaranya besar menggelegar,, "Graaaawwwwwww!!!"
Sedangkan Kuci, Kuci adalah seekor kucing putih belang-belang cokelat yang manis dan lucu. Hidungnya mungil merah jambu, gigi-giginya kecil-kecil berbaris rapi dan cakarnya lembut seperti bulu. Suara Kuci lembut seperti anak kucing yang lucu, "Miauuww..."..
Kuca dan Kuci suka jalan-jalan. Terkadang mereka jalan-jalan sampai ke rumah-rumah penduduk. Biasanya mereka jalan-jalan di malam hari. Kuci suka bermain dengan anak-anak yang baik, yang tidak suka marah-marah, tidak suka nakal dan tidak sering menangis tanpa alasan. Kuci suka bermain dengan mereka tanpa takut terluka karena gigi-gigi dan cakarnya yang lembut.
Sedangkan Kuca, senang sekali mendengar suara anak-anak yang sedang marah dan juga menangis. Kalau mendengar suara anak-anak yang berteriak-teriak marah, atau ada anak yang menangis, Kuca akan menghampiri rumah dimana suara itu berasal. Dia menunggu untuk bisa masuk dan menemani anak yang sedang marah dan menangis tersebut. Awas hati-hati! Cakar dan gigi Kuca tajam! Hiiii...
Kamu lebih suka mana? Kuci atau Kuca? Yang punya gigi dan kuku lembut atau yang tajam?
Apakah kamu sering mendengar suara-suara di malam hari ketika kamu rewel dan menangis kencang-kencang?
Mungkin itu suara Kuca yang sedang menunggu di luar kamarmu.
Apakah kamu sering mendengar suara-suara gemeresak ketika kamu bangun malam dan tidak menangis dan tidak rewel?
Mungkin itu suara Kuci yang menunggu untuk bermain denganmu.. :)
The End
-----------------------------------------------------------------------------------
Kuca dan Kuci ini adalah dongeng pertama yang kukarang untuk Upin Ipin,,haha (Upin Ipin itu sebutan sayangku untuk kedua bocah laki-lakiku tersayang).
Aku mengarangnya begitu saja dan dengan sekali itu aku ceritakan, ternyata mereka suka dan tertanam di pikiran mereka.
Besoknya ketika Upin atau Ipin ada yang rewel atau menangis dan marah-marah tidak jelas, maka kakak/adiknya biasanya akan bilang, "Jangan nangis/marah-marah Hafi/Inas,,nanti ditemenin Kuca loohh...", dan ajaib! Mereka biasanya langsung kembali jadi anak manis,,
:)
Sedangkan Kuci, Kuci adalah seekor kucing putih belang-belang cokelat yang manis dan lucu. Hidungnya mungil merah jambu, gigi-giginya kecil-kecil berbaris rapi dan cakarnya lembut seperti bulu. Suara Kuci lembut seperti anak kucing yang lucu, "Miauuww..."..
Kuca dan Kuci suka jalan-jalan. Terkadang mereka jalan-jalan sampai ke rumah-rumah penduduk. Biasanya mereka jalan-jalan di malam hari. Kuci suka bermain dengan anak-anak yang baik, yang tidak suka marah-marah, tidak suka nakal dan tidak sering menangis tanpa alasan. Kuci suka bermain dengan mereka tanpa takut terluka karena gigi-gigi dan cakarnya yang lembut.
Sedangkan Kuca, senang sekali mendengar suara anak-anak yang sedang marah dan juga menangis. Kalau mendengar suara anak-anak yang berteriak-teriak marah, atau ada anak yang menangis, Kuca akan menghampiri rumah dimana suara itu berasal. Dia menunggu untuk bisa masuk dan menemani anak yang sedang marah dan menangis tersebut. Awas hati-hati! Cakar dan gigi Kuca tajam! Hiiii...
Kamu lebih suka mana? Kuci atau Kuca? Yang punya gigi dan kuku lembut atau yang tajam?
Apakah kamu sering mendengar suara-suara di malam hari ketika kamu rewel dan menangis kencang-kencang?
Mungkin itu suara Kuca yang sedang menunggu di luar kamarmu.
Apakah kamu sering mendengar suara-suara gemeresak ketika kamu bangun malam dan tidak menangis dan tidak rewel?
Mungkin itu suara Kuci yang menunggu untuk bermain denganmu.. :)
The End
-----------------------------------------------------------------------------------
Kuca dan Kuci ini adalah dongeng pertama yang kukarang untuk Upin Ipin,,haha (Upin Ipin itu sebutan sayangku untuk kedua bocah laki-lakiku tersayang).
Aku mengarangnya begitu saja dan dengan sekali itu aku ceritakan, ternyata mereka suka dan tertanam di pikiran mereka.
Besoknya ketika Upin atau Ipin ada yang rewel atau menangis dan marah-marah tidak jelas, maka kakak/adiknya biasanya akan bilang, "Jangan nangis/marah-marah Hafi/Inas,,nanti ditemenin Kuca loohh...", dan ajaib! Mereka biasanya langsung kembali jadi anak manis,,
:)
Tuesday, 15 November 2016
Feeling Unwell
Lagi ngerasa gak oke
Bukan, bukan masalah penampilan,,haha. Just feeling unwell..
Badan rasanya nggak enak banget, meriang-meriang ditambah pegel-pegel trus rasanya pengen tiduuurrr yang nyenyak dan lama..
Badan ini lho rasanya berat (iye, i know,,gue emang gendut,,haha, tapi bukan itu), jadi mau dibawa ngapa-ngapain itu kayak nggak mau..
Feeling lonely?
Enggak sih, apalagi kalo boleh jujur emang lebih kepengen sepi sendiri saat ini,,hahahahaha
Pernah ngerasa begini?
Bukan, bukan masalah penampilan,,haha. Just feeling unwell..
Badan rasanya nggak enak banget, meriang-meriang ditambah pegel-pegel trus rasanya pengen tiduuurrr yang nyenyak dan lama..
Badan ini lho rasanya berat (iye, i know,,gue emang gendut,,haha, tapi bukan itu), jadi mau dibawa ngapa-ngapain itu kayak nggak mau..
Feeling lonely?
Enggak sih, apalagi kalo boleh jujur emang lebih kepengen sepi sendiri saat ini,,hahahahaha
Pernah ngerasa begini?
Subscribe to:
Posts (Atom)