Pernah denger kalimat yg mengatakan bahwa hujan datang membawa kenangan?
Saya sih pernah, dan saya percaya itu. Setiap kali hujan turun, saya terkenang masa kecil saya. Tergantung jenis hujannya dan dimana saya berada saat hujan itu. Ketika terjadi hujan disertai angin, mendung yg gelap, saya terkenang di suatu sore berhujan di masa kecil saya, saat itu ibu membuat jagung rebus dan kopi panas untuk kami nikmati di serambi.
Ketika terjadi hujan sedang tanpa petir, saya teringat langkah lari-lari kecil saya di suatu sore berhujan karena disuruh ibu membeli gorengan atau sekedar tepung untuk ibu membuat heci (sebutan untuk bakwan sayur.red). Ketika hujan deras mengguyur, petir dan guntur terdengar, saya terbayang talang-talang air yg penuh dan luber di kanan kiri rumah ibu, kemudian deretan bak plastik dan baskom penampung air dari genteng bocor, dam satu lagi...bayangan saya dan adik saya melompat-lompat di atas kasur yg berair karena luapan air di talang yg masuk ke rumah kami. Becek. Di lantai dapur dan kamar.
Pada akhirnya, hujan akan berhenti, air akan mengalir, lalu menguap lagi bersama kenangan menjadi awan. Dan kenangan itu akan kembali mencair, ketika awan turun menjadi air. Hujan.
Parahnya...Saya sekarang tidak lagi bisa menjawab, bulan apakah yg merupakan musim hujan di Indonesia? Ini masalah, karena ini ada di pelajaran IPS tingkat SD. Ough...
No comments:
Post a Comment