Tuesday, 31 May 2022

Uangnya Negara

 Halo,

Sebenarnya agak kurang menyenangkan ya membicarakan tentang pajak di saat kita ingin membaca yang santai-santai saja.

Saya pun agak berat untuk mengetik ini, tapi mungkin tulisan ini bisa memberi sedikit manfaat (entah untuk siapa) jadi saya tulis saja ya...

Pajak. Tidak ada satu orang pun yang senang hati mengeluarkan uangnya untuk membayar pajak.

Saya yang bekerja keras, saya yang capek, saya yang dibayar, kenapa saya harus bayar ke negara?

Saat saya susah dimana negara? Saat saya belum bekerja, dimana negara? Kenapa saat saya punya penghasilan, saya harus bayar?

Rasanya kok enak banget ya negara minta minta uang ke kita.

Tapi coba pikir kembali. Negara ini berdiri untuk kita. Mengatur kehidupan kita, membuatkan kita jalan raya dan jembatan, menyediakan fasilitas kesehatan, menyediakan aparat keamanan, bahkan membuat aturan tentang hidup kita bergaul dengan masyarakat di dunia ini. Gak mungkin tanpa biaya kan?

Dan faktanya, hampir 80% uang nagara berasal dari pajak. Iya, yang kita dipaksa untuk membayarnya itu.

Bisa kah bayangin kalau negara tidak punya uang karena kita semua tidak membayar pajak?

Saya sih gak bisa.

Bukan, saya bukan sedang membela negara ini ya.

Tapi saya sedang berfikir.

Kembali ke pertanyaan di awal. Dulu pas saya susah kenapa negara diam saja? Pas saya ada penghasilan kenapa disuruh bayar pajak?

Lhah hey, kalau pas susah saya disuruh bayar juga betapa kejamnya negara ya

Bener juga sih yang bayar ya yang mampu, karena ternyata bayar pajak pun tidak semua harus membayar, tetapi hanya yang penghasilannya melebihi batasan penghasilan yang tidak dikenakan pajak.

Iya, ada batasannya.

Ya kalau miskin ga usah bayar pajak dulu, tapi kalau sudah mampu, jangan juga ngaku miskin terus ya kan... Saatnya bantu negara gotong royong karena manfaat pajak dirasakan juga oleh yang miskin.

Keresahan masyarakat yang malas bayar pajak sih biasanya dihubungkan dengan kelakuan oknum pemerintah yang menggunakan uang negara seenak udelnya...misalnya buat beli gorden (hiks), atau dikorupsi (hiks lagi).

Tapi itu sebenarnya bukan salah di pajaknya, itu seperti orang tua kita susah susah cari uang, kita pake buat beli narkoba, minuman keras atau racun sekalian.

Solusinya bukan orang tua kita berhenti bekerja kan? Tetapi kitanya yang "diperbaiki".

Berat sekali ya tulisan ini, haha


Oke saya sudahi. Selamat beristirahat, jangan lupa kalau sudah sampai batasmu, bayar pajakmu.

Monday, 30 May 2022

Email

 + Selamat siang Pak ada yang bisa dibantu?

- Saya dapat surat ini

+ Oh, baik. Bapak mendapatkan surat ini karena Bapak belum menyampaikan Laporan Tahunan Bapak. Kalau saya cek, ini Bapak sudah pernah lapor online ya.. Apakah masih ingat passwordnya?

- Hehe. Lupa, Bu

+ Baik, kita reset passwordnya ya, Pak

-Iya, Bu

+Email Bapak tetap atau ganti?

-Email apa ya, Bu?

(Anu, kita harus jelasin email yang dimaksud adalah alamat surat elektronik yang mana beliau harus bisa membukanya sekarang karena kita butuh beberapa kali verifikasi melalui email...)

+Bagaimana kalau Bapak cek email yang terlogin di HP Bapak saja

-Ini, Bu?

(menunjukkan emailnya yang terbuka)

+Betul. Saya update emailnya ke email ini ya, Pak... combrooye333@jimail.kom

(Saya baca alamat email yang tertera)

-Boleh dicek di emailnya ya, Pak. Ada link untuk membuat password baru.

+Yang ini, Bu?

(menunjukkan email link reset password)

-Betul. Diklik ya Pak, nanti Bapak buat password baru, diketik dua kali ya Pak, kemudian ketikkan huruf merah, lalu klik Submit.

(Si Bapak terdiam beberapa waktu)

+Sudah, Pak?

-HP saya mati.

(Yassalaaamm...)

+Bapak bawa charger?

-Tidak, Bu. Tadi waktu nunggu HP dimainin anak saya sampai lowbet..

(Oke, masuk dulu ke ruang kerja, ambil charger...)

+Silahkan pakai charger saya ya Pak, biar kita bisa lanjutkan...

(Sekian lama kemudian....)

+Sudah bisa, Pak?

-HPnya hang, Bu...

(Yassalaaamm... (2))

+Ingat password emailnya, Pak? Kita login email di komputer saja ya, Pak?

-Ingat, Bu

(Untuk login email di komputer, dibutuhkan verifikasi ke HP, misalnya menekan angka 3, 11 atau berapa gitu ya)

+Mohon cek HP Bapak, ketuk angka 71 ya Pak

-Dimananya, Bu?

+Wah tidak muncul notifikasi ya, Pak?

-Tidak Bu..

+Oke saya ulang. Ketik angka 11, Pak

-Tidak ada Bu, ini masih hang..

+Baik,,saya ulang lagi. Ketik angka 7 ya, Pak..

-Tetep tidak ada apa-apa, Bu

............

(Setelah komputernya pun menolak melakukan verifikasi lagi saking lamanya...)

+Oke Pak, kita pakai email baru saja ya,,,nanti setelah semua proses selesai, email kita kembalikan ke email lama Bapak...

-Baik, Bu..


Pesan Moral :

Hai kamu yang suka ngeluh HP lelet, ingatlah, ada yang HPnya lebih lelet dari kamu dan dia masih bersabar...


_The End

I'm Back

 Halo,


Rasanya sudah berabad-abad saya tidak muncul di blog ini.

Pekerjaan yang berganti, irama hidup yang makin cepat jedag jedugnya membuat saya tidak sempat bahkan untuk mengintip blog ini.

Puji syukur masih saya ingat akun dan passwordnya.

Dan mungkin saya akan kembali menyapa kalian,  "Hai pembaca! Ngobrol yuk!"

Ngobrol tentang apapun, bisa ringan, berat, atau sekedar menceritakan kegemesan anak-anak saya ya...

Seperti tadi pagi. Pukul 06.00 WIB kami sekeluarga sudah siap berangkat ke tempat kegiatan masing-masing hari ini, kedua anak saya siap ke sekolah, saya dan suami siap ke kantor.

Tiba-tiba anak saya menghampiri saya dan berkata, "Bundaa..itu ayah sudah jam segini malah main game!"

"Lhoh, siapa tau ayah kamu sedang sibuk kali pakai handphone", sahut saya.

"Tidak mungkin! Itu loh, Bunda posisi handphonenya horizontal! Dan tangannya begini...", jelasnya sambil mempraktekkan kegiatan yang dilakukan ayahnya.

Sontak saya tertawa, ternyata anak sekecil itu detil sekali ya pengamatannya. Hahahahaha..

Dan ada beberapa cerita di kantor yang bikin saya antara tersenyum, tertawa atau sedih. Kapan-kapan saya ceritain. Insyaallah.