Gambar dari sini
Anak kecil jaman dulu, minimal
sekali pasti pernah mendengar dongeng. Saya tidak tau kalo anak jaman sekarang,
saya hanya mengira ada sebagian anak jaman sekarang yang luput dari sentuhan
kado yang berbentuk dongeng. Menurut saya, itu rugi. Why?
Dongeng. Waktu saya masih sangat kecil
dulu, saya mendengar dongeng dari dua sumber. Ya, hanya dua sumber, yaitu ayah
saya dan guru TK saya. Dongengnya ga banyak, bahkan saya ingat dengan baik
sampai sekarang, saat umur saya 28 tahun. Dongengnya tak jauh-jauh dari cerita
kancil atau timun mas. Kancil menipu buaya, kancil menipu macan, kancil menipu
ditangkap pak tani, kancil lomba lari dan timun mas yang dikejar-kejar buto
ijo.
Gambar dari sini
Dan ternyata…Jeng jeng jeng…
Jaman sekarang ini masih ada yang
peduli dongeng. Beberapa penulis masih peduli dengan tulisan yang cocok
dikonsumsi anak-anak, memberi pesan positif dan dapat membantu membentuk
perilaku anak, semisal dongeng. Jangan bayangkan dongeng dongeng kancil atau
timun mas yang sudah berasa nostalgia itu. Sebuah buku yang diberi judul Kuda
Besi menyajikan dongeng-dongeng segar yang menggelitik imaji kita, membuat kita
kembali ke dunia anak-anak dengan dunia imaji yang luas dan bebas dijelajahi.
Sekilas tentang buku ini :
Buku setebal 178 halaman ini diberi judul
buku Kuda Besi (Kumpulan Dongeng dan Fantasi Anak bersama Birokreasi). Buku ini
diterbitkan oleh Birokreasi yang bisa kalian kunjungi di www.birokreasi.com atau bisa kalian follow
twitternya di @birokreasi J Buku ini berisi 12 karya pemenang lomba menulis dongeng
yang diadakan oleh Birokreasi, diantaranya Maestro Kodok: Pemimpin Orkestra
Padang Rumput, Cita-cita si Peri Kecil, sampai Otak Cemerlang Piliang.
Hmmm…
Semasa saya kecil dulu, saya suka
memikirkan darimana asalnya pelangi, kenapa malam itu gelap, kenapa kodok itu
suka bernyanyi saat habis hujan, kenapa embun itu ada setiap pagi, dan saya
selalu bertanya dalam hati,,bertanya dan bertanya, kemudian membayangkan. Dan
jawaban-jawaban itu beberapa akhirnya saya temukan dalam dongeng yang saya baca
semasa saya kecil dan sudah bisa membaca.
Dan saya sangat menyukai dongeng.
Kembali saat sudah menjadi ibu, saya
menemukan jawaban atas pertanyaan masa kecil saya yaitu kisah tentang bagaimana
ceritanya sehingga kodok-kodok itu bernyanyi setelah hujan turun. Maestro
Kodok: Pemimpin Orkestra Padang Rumput, menceritakan bagaimana perjuangan
mereka mencari butiran embun demi suksesnya nyanyian mereka. Selain mengajarkan
tentang kerja keras, saya kira cerita ini kreatif imajinatif banget. Kisah yang
indah dan mungkin akan membekas di pikiran dan mengembangkan bakat imaji anak
saya ketika anak saya besar nanti.
Kisah yang berjudul Cita-Cita si
Peri Kecil mengajarkan anak-anak untuk menemukan cita-citanya, mengajarkan
anak-anak untuk tidak minder dengan teman-temannya. Bagi saya, dampak nyatanya
adalah cerita ini bisa dipakai untuk membujuk anak-anak supaya mau memakan sup
sayurannya :D
Kisah Sepotong Roti membuat saya
membayangkan seiris roti tawar yang terbang melayang-layang berkeliling kota.
Membuat saya membayangkan toko roti yang berbau wangi dan seketika saya ingin
memakan donat. Hihi. Dan meskipun cerita ini memiliki kekurangan, yaitu temanya
yang bercabang, bagi anak saya, mungkin cerita ini membuatnya berfikir bahwa
dia tidak boleh nakal dan tidak boleh sombong hanya karena dia ganteng. Ehem.
Desas-Desus Si Buaya, dari judulnya
sudah bisa ditebak, kisah ini menceritakan tentang bagaimana si buaya menjadi
bahan gunjingan, dan dengan jelas digambarkan bagaimana sebuah berita itu bisa
jauh melenceng dari berita awalnya ketika sudah menjadi berita berantai. Dan
bahwa jika kita tidak tahu benar apa yang terjadi, sebaiknya tidak menuduh
sembarangan.
Cerita-cerita yang ada dalam buku
ini, dengan caranya yang imajinatif dan sederhana, mengajarkan anak-anak supaya
tidak memiliki sifat tercela seperti pemarah, congkak, mencuri, bergunjing, atau
nakal. Selain cerita-cerita di atas, masih ada kisah Dongeng Empat Saudara,
Kimuzu yang Pemarah, Ranting Penyihir, Fahrel si Semut Congkak, Nula dan Peri
Kue, Si Putih dan Wortel Impian, Puteri Angsa Putih dan Otak Cemerlang Piliang
yang kesemuanya tidak kalah menariknya.
Anak kecil jaman dulu, minimal
sekali pasti pernah mendengar dongeng. Saya tidak tau kalo anak jaman sekarang,
saya hanya mengira ada sebagian anak jaman sekarang yang luput dari sentuhan
kado yang berbentuk dongeng. Menurut saya, itu rugi. Why?
Dengan dongeng kita bisa mengajarkan
anak tentang etika, moral dan kreatifitas. Dengan dongeng kita bisa
mengembangkan daya imaji anak, dimana dengan itu kreatifitas juga akan
berkembang tentu saja. Dan saya percaya itu.
Kuda Besi adalah salah satu buku kumpulan
dongeng baru dengan cerita-cerita baru yang memiliki sentuhan rasa lama. And I like
it. Satu yang saya kurang sreg dari buku ini adalah judul bukunya. Haha. Karena
ketika saya mendengar buku dengan judul Kuda Besi, saya langsung membayangkan
sesosok tentara dengan baju zirahnya sedang menunggangi kuda yang juga memakai
topeng besi. Sebagai orang yang tidak menyukai kisah peperangan atau semua
cerita yang ada adegan fightingnya,,,saya jadi salah image gara-gara judul
bukunya. Hehe. Bahkan ada teman saya yang mengira buku ini tentang racing :DTapi setelah membacanya, saya suka dan merasa beruntung menemukan buku yang bisa saya share dengan anak-anak saya yang masih balita.
Deuh saya lupa memfoto mereka bersama buku ini, ya sudah, foto mamaknya ajalah ya.
Terima Kasih Birokreasi. Semangat berkarya!
Mau beli bukunya? visit : http://www.birokreasi.com/shop/ segera!!
No comments:
Post a Comment