Tuesday, 17 October 2017

Motivator

Sepanjang perjalanan hidup saya, saya sering menjadi tempat curhat kawan-kawan saya. Pada posisi itu, seringkali saya merasa perlu memberikan saran-saran dan nasihat yang menurut saya baik. Itulah salah satu kesalahan saya dan sekaligus kelebihan saya. Itu kesalahan karena, sebetulnya sebagian besar orang yang curhat, menumpahkan isi hati adalah karena ingin didengarkan saja. Yang mereka butuhkan adalah seseorang yang mau mendengarkan tanpa menghakimi. Kelebihan ketika ada kawan yang memang pada saat bercerita bertujuan untuk mencari pemecahan masalah.

Di situ saya merasa sotoy.

Saya tanpa sadar berbicara padanya panjang lebar, menanyakan padanya ini banyak hal, mulai dari situasi dan kondisi, latar belakang, pihak yang terlibat, dan kejadian perkaranya seperti apa. Dalam hal ini saya merasa menjadi seorang psikolog sekaligus detektif. Hahahaha.

Dan entah berguna atau tidak, kawan-kawan saya banyak yang kembali lagi untuk curhat atau meneruskan kisah yang pernah mereka curhatkan pada saya.

Sampai beberapa kawan akhirnya bertanya, "Kamu nggak kepengen jadi motivator?"

Ugh! Siapalah saya ini. Hanya remah-remah rengginang di dasar kaleng Khong Guan. Serpihan kecil yang dikangeni dan selalu bertemu dengan orang-orang yang sedang mencari.
Dan tidak ada motivator yang lebih hebat dari diri kita sendiri! Ya, motivator terbaikmu adalah dirimu sendiri, kawan :)

Bukannya saya tidak ingin menjadi motivator, saat ini pun saya sering secara tidak langsung memotivasi kawan-kawan saya itu. Privat. Empat mata dan empat juta semangat.

Satu-satunya yang menjadi catatan saya ketika sedang melakukan sesi penerimaan curhatan, adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi kemudian semua ada di tangan kawan saya ini. Iya, tentu dengan seijin Allah.
Saya selalu mengingatkan kepada diri saya sendiri, satu-satunya yang bisa merubah nasib seseorang adalah dirinya sendiri, sehingga satu-satunya tugas saya adalah memberikan sedikit gambaran tentang apa yang kawan saya ini hadapi dan mengatakan kepada mereka, ini pilihanmu, terserah kamu pilih jalan yang mana.

Lucunya, pernah suatu hari beberapa kali ada kawan yang saya pun tidak kenal dia, tiba-tiba muncul di layar chat hape saya dan berkata ingin curhat. Wah! Siapa ini...
Sebagai seorang motivator amatir, saya pun mempersilahkan dia bercerita dan menyelesaikan ceritanya sampai tuntas. Kemudian saya bertanya hal-hal yang saya ingin ketahui dan kemudian memberikan kesimpulan dan saran. Well, saya sangat menikmati sesi ini.

Setelah selesai sesi penerimaan curhat, giliran saya yang deg-degan. Saya takut saya salah memberikan saran. Hahaha. Piye sih?

Ya begitulah motivator amatiran. Hahaha.

1 comment:

  1. Nggak usah jadi motivator na. Motivator mah kebanyakah ngomong, kadang dianya sendiri nggak pernah merasakan. Udah paling bagus gini aja. Berbagi pengalaman dan opini. Biar yg membaca yg menyesuaikan dg kondisi mereka sendiri.... IMHO

    ReplyDelete