Kemarin di timeline media sosial saya ramai tentang perusahaan ekspedisi yang mengadakan gathering namun menyajikan minuman keras disana. Selain itu ditampilkan juga video dimana ada beberapa tamu (atau petinggi perusahaan?) yang sampai mabuk di acara itu. Lalu ramai-ramai banyak yang mengambil sikap untuk berhenti menggunakan ekspedisi tersebut.
Beberapa postingannya tentang pernyataan sikap, namun ada juga yang berupa pernyataan sikap dan "ajakan tersirat" kepada orang lain untuk juga berhenti menggunakan ekspedisi tersebut.
Saya hampir setiap hari mengirimkan barang entah itu barang pribadi atau dagangan untuk dikirimkan ke customer. Dulu saya merasa agak repot ketika harus mengantarkan barang ke kantor ekspedisi yang saya gunakan. Sampai suatu ketika perusahaan ini muncul, dimana dia memberikan layanan jemput barang tanpa minimal paket. Saya merasa sangat terbantu, dan alhamdulillah selama ini dari sekian banyak transaksi hanya ada 2 paket yang bermasalah dalam pengiriman. Selebihnya, barang datang sesuai prediksi atau kadang lebih cepat.
Begitu ramai tentang acara gathering itu kemarin, ada yang bertanya kepada saya, apakah masih akan menggunakan ekspedisi tersebut?
Saya jawab iya. Karena kelakuan pimpinan perusahaan atau tamu mereka itu tidak mengganggu saya, apalagi dalam hal ini saya tidak melihat langsung kejadian (situasi dan kondisinya) dan hanya membaca dari media sosial yang sumbernya adalah "hanya 2 akun" yang dishare banyak orang. Kedua, saya pun tidak sebegitu detail juga terkait acara-acara atau kegiatan atau visi misi perusahaan ekspedisi lain yang ada di lingkungan saya yang lain (selain ekspedisi ini). Ketiga, ilmu saya mungkin belum sampai untuk hal muamalah ini, jadi saya akan belajar terus insyaallah.
Selama ini saya menggunakan semua ekspedisi yang ada di lingkungan saya kok, tergantung mana yang mudah saya jangkau, jadi sikap saya adalah tetap seperti itu. Hehe. Tetap menggunakan ekspedisi apa saja sepanjang mudah saya jangkau dan bisa membantu saya mengirimkan barang saya kepada penerima. Begitu.
Dan saya tidak akan mengajak atau melarang siapapun untuk memakai ekspedisi mana :)
"Dari
penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa keputusan memberlakukan
boikot, atau yang sering disebut dengan istilah embargo, adalah wewenang
pemerintah Muslim. Ada pun masyarakat biasa, siapa pun orangnya, tidak
dibenarkan berbuat lancang mendahului keputusan pemerintahnya, agar
tidak terjadi kekacauan karena lepas kontrol. Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab."
Dikutip dari sini.
"Boleh melakukan transaksi dengan mereka dalam perdagangan, sewa menyewa
dan jual beli barang, selama alat tukar, dan barangnya dibenarkan
menurut syari’at Islam."
Dikutip dari sini.
No comments:
Post a Comment