Tuesday, 25 March 2014

Inas dan Telur Ajaib

Pada suatu hari yang cerah, pukul 18.00. Kami baru saja sampai di rumah dan menerima laporan dari Desi bahwa suganteng nomor 1 yaitu Inas, makan sorenya cuman sedikit. Beklah, waktunya mbujuk Inas buat makan malam bersama kami.

Ternyata bujukan gagal. Dia cuman makan satu potong lauk dan satu suapan nasi. Hmm...

Pukul 20.30 Inas mulai mondar-mandir di dapur. Kayaknya kelaperan. Kebetulan di meja makan masih ada telur rebus. Satu Butir. Dengan kegirangan dibawanya telur itu ke ruang tamu, kemudian meminta si ayah buat ngupasin. Oke.

Kemudian dikerikitin itu telur. Kerikit itu artinya digigit2 kecil dan meninggalkan beks gigitan mirip bekas gigitan tikus,hehehe :P

Kira-kira 1/8 telur itu habis dikerikitin, kuning telurnya pun kelihatan (ada sebagian yang terkerikit juga). Dan Inas berhenti makan telur itu. Jadi seperti ini penampakannya :
Terus saja disangga dengan tangan mungilnya itu telur, hingga malam mulai larut. Hafi dan bunda mulai tidur. Dan Inas pun merebahkan dirinya di samping bundanya. Tangannya tetep menyangga telur. Dan malam itu percakapan seperti ini sudah beberapa kali terjadi:

Ayah : Inas, telurnya dimakan, Nak
Inas : A maauuu...
Ayah : Yaudah, buat ayah aja ya telurnya
Inas : Ga oyeeehhh...!!!!

Bunda : Inas, telurnya dimakan lagi, Nak
Inas : Aaa Maaauuuuu........
Bunda : Buat Bunda aja boleh?
Inas : Gak Oyeeeeeeeeeeeeeeehhh
Bunda : Buat ayah aja ya?
Inas : Ga oyeeeeeeeeeeehh!!!!! (dengan nada mendekati menangis...)
Bunda : Yaudah-yaudah Inas bobok ya sayang...

Percakapan ini terulang beberapa kali malam itu, pokoknya sampai bosen ngebujuk-bujuk supaya Inas mau 'merelakan' telur ajaibnya itu dimakan oleh kami.

Inas pun berusaha tidur sambil tetep menjaga telurnya supaya ga jatuh. Beberapa kali dia terbangun tiba2 dan langsung nyari telurnya.

Sekitar semenit dia tidur, jatuhlah telur itu dari tangannya.

Dan Inas pun terbangun! Lalu menangis. "Iniiiiiiii...iniiiiiii....", tangisnya sambil nunjuk-nunjuk telurnya. Meminta bundanya mengembalikan bentuk telurnya. Fyi, telurnya copot bagian kuningnya dan putihnya agak sobek.

Dengan hati-hati bundanya membetulkan bentuk telur dan mengembalikan ke Inas. Inas pun berusaha tidur lagi setelah kembali "menjaga" telurnya.

Pukul 23.30. Akhirnya Inas beneran tertidur setelah beberapa kali terbangun dan sempat mengganjal tanggannya pakai guling supaya telur ajaibnya ga jatuh lagi.


Kira-kira pukul 23.45, telur itupun jatuh. Tanda Inas sudah lelap.
Kemudian nasib telur itu berakhir. Ke dalam perut bunda Inas :P

Padahal, dalam sela-sela gue ngebujuk Inas tidur itu ada percakapan seperti ini :

Ayah : Telur rebusnya masih ada?
Bunda : Habis, cuman sebutir. Kenapa emang?
Ayah : Kirain masih ada. Ayah ngeliat Inas makan telur jadi kepengen telur.
Bunda : Lha itu punya Inas sebenernya ga dimakan-makan tuh, tapi ya gitu... :P

Taraaaaaaaaa...udah hilang telurnya,,wekekekekekekek...:P

No comments:

Post a Comment