Thursday, 4 September 2014

Harus Siap Dulu (tentang asisten)

Ehem.

Sebagai ibu bekerja yang memiliki anak. Saya merasa membutuhkan bantuan asisten untuk menjaga anak saya di rumah. Selain itu asisten saya juga membantu saya mengerjakan berbagai pekerjaan rumah yang tidak sempat saya kerjakan.

Memang pilihan ada di tangan kita, mau pakai asisten yang tinggal di rumah, asisten yang pulang pergi, atau sama sekali tidak menggunakan jasa asisten. Bagi yang tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga, biasanya akan menggunakan jasa daycare untuk menjaga anaknya sementara ibunya bekerja.

Nah, menurut pengalaman saya memiliki asisten selama 3,5 tahun ini, saya mau share sesuatu nih. Bahwa ketika kita memutuskan untuk memakai jasa asisten (baik yang menetap atau yang pulang pergi) kita harus siap mental. Mental yang bagaimanakah itu?

Let's Go...

Siap Menurunkan Standart

Ketika kita menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang lain, maka bersiaplah untuk menerima bahwa hasilnya tidak selalu sesuai dengan harapan kita.

Misalnya standar bersih menurut kita adalah ketika semua sudut ruangan sudah disapu dan dipel bersih termasuk bawah-bawah lemari, sementara menurut asisten kita, bersih adalah ketika semua sudut ruangan sudah disapu dan dipel bersih tidak termasuk bawah-bawah lemari.

Kita boleh dan memang harus memberitahukan renik-renik pekerjaan yang harus dia lakukan, tapi kita ga bisa memastikan dia akan mengerjakan dan menghasilkan persis seperti saat kita yang mengerjakannya sendiri.

Dan ini berlaku untuk semua pekerjaan yang kita serahkan pada asisten. So, dalam hal ini perlu adanya toleransi sedikit supaya asisten kita juga  nyaman bekerja tanpa terlalu banyak tuntutan.
Yang bisa kita kerjakan ya kita kerjakan sendiri, yang tidak bisa kita minta bantuan asisten. Namanya juga asisten/pembantu, tugasnya ya itu, membantu.. :)

Sabar

Dalam berinteraksi dengan orang baru, apalagi setiap hari dan sewaktu-waktu, pasti banyak sekali hal yang kurang sreg di hati. Untuk menghadapinya, dibutuhkan kesabaran yang tinggi.
Cobalah untuk melatih kesabaran, kecuali untuk hal-hal yang memang prinsipil dan tidak bisa ditolerir lagi.


Peduli

 Sebagai sesama manusia kita harus peduli sesama ya, apalagi yang tinggal bareng sama kita. Dia bekerja untuk keluarganya sama seperti kita, dia memikirkan keluarganya juga sama seperti kita. Mungkin dia lagi kesusahan dan siapa tau kita bisa membantu. marilah kita bantu. Jaga perasaaannya, sama seperti kita juga ingin dihargai. Kita semua kan sama-sama manusia ya..hehe.
Insyaallah dengan menyenangkan hati orang lain kita juga akan merasa senang ya..

Saya kira itu saja mental paling penting ketika kita akan menambah anggota keluarga ini. :)
Kalo ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan. Selamat sore..

No comments:

Post a Comment