Hai,,
Saya adalah salah satu orang yang tinggal di Jakarta yang berasal dari daerah nun jauh di seberangnya Jakarta.
Kampung asal saya sampai saat ini pun masih sangat pantas disebut kampung. Listrik baru masuk desa saya saat saya sudah kelas 3 SMP. Jalanan di kampung saya masih tanah sampai dengan saat ini dan di sana kebon dan rumah tidak ada pemisahnya...
Saya kecil setiap hari bermain di "kalen" (parit), "tegalan" (kebon) dan juga "kali" (sungai). Menangkapi capung, keong dan "cempluk" (ikan gendut) setiap musim hujan tiba. Keong dan cempluk yang malang, setelah kami tangkap akan kami "masak" ala kadarnya lalu kami santap dengan lezatnya. Hiiiiiiiyyyy...
Aktifitas favorit kami adalah saat berlarian dalam hujan, atau saat main lompat tali di pagi hari. Siang hari kelereng dan biji asam (gecil) menjadi aktifitas yang tak tergantikan...
Saya kecil suka mencari "katak" (sejenis umbi-umbian gantung), singkong dan ubi untuk dibakar di kebon lalu dimakan ramai-ramai. Rasanya syeeddaapp!! Tak tertandingi..
Saya kecil bermain rumah-rumahan dengan daun-daun pisang dan batang singkong yang ditancapkan ke batang pisang. Bermain masak-masakan dengan tanah liat dan pasir. Bermain petak umpet sampai "sandi kala" datang, lalu ngumpet di rumah masing-masing sampai yang lain "sadar" telah ditinggal pulang :)
Saya kecil minum susu pada saat bulan Ramadhan saja, susu kental manis cap bendera, segelas saat sahur dan segelas lagi saat berbuka. Di bulan lain? Minum susu itu hanya di saat saya masih sangat kecil :)
Saya kecil biasa makan sayur dari kebon, biasa makan tahu tempe dan rempah singkong. Ayam dan telor? Sesekali kalau ada rejeki lebih. Ayam kami sepertinya lebih nyaman di kandangnya daripada di piring-piring kami :)
Tempat bermain kami seluas sawah ditambah kebon ditambah sungai ditambah parit ditambah semua yang bisa kami jangkau dengan kaki dan roda-roda "onthel" kami. Kolam renang? Banjir, parit dan sungai tak pernah terkalahkan.. Sungguh indah sekali masa itu.
Saya kecil tumbuh besar lalu pindah rumah ke tempat kost. Makanan saya tetap nasi, hanya saja terkadang hanya ditemani sambel terasi (saja). Uang yang ada alhamdulillah cukup buat beli sabun cuci, beberapa bungkus indomie dan juga membayar fotokopi. Haha.
Saya usia SMA suka tanggal muda. Jatah bulanan tiba, dan saat saya baru tiba dari rumah, beras dan lauk pauk siap santap masih banyak, hihihi,, Dua minggu kemudian, mungkin saya harus mulai diet,, :D
Weekend saya habis di rumah-rumah teman SMA saya. Silaturahmi dan syukur dikasih makan gratis, dan saya sangat menikmati "lingkungan baru". Bagaimana tidak, setiap minggu saya berganti tempat tinggal dan tidur serumah dengan orang-orang yang baru saya temui hari itu juga. Dan mereka semua sangat baik pada saya... Sungguh...
Jika ditanya, saya masih sangat ingat bagaimana suasana di masing-masing rumah yang pernah saya singgahi itu.
Saya pun hijrah ke Surabaya. Menjadi mahasiswa. Nasib belum perpihak lalu saya pindah ke Jakarta. Masih menjadi mahasiswa, hanya kampusnya saja yang berbeda.
Tahun 2005-2008. Dengan uang 250.000/bulan saya harus bisa bertahan hidup. Makan, cuci-cuci, dan juga fotokopi. Jalan-jalan atau nonton bioskop? Oh,,itu semoga ada senior yang mau traktir,,muahahahahahaha..
Sekarang saya sudah bekerja, 5 juta per bulan pun saya punya. Tapi..... saya tidak pernah lupa masa lalu saya. Makan di restoran dengan budget 50.000 sekali makan itu "boros sekali". Segelas es teh manis seharga 20.000 itu "wow mahalnya". Apalagi semangkuk mie seharga 100.000...
Ah, tidak terasa saya sudah 10 tahun tinggal di Jakarta. Tapi... saya masih anak kampung yang sama. Katakan Sour Sally, saya baru sekali mampir,,hahahaha,,itupun karena ditraktir, dan sayangnya, ketika pulang saya muntah di mobil, dan yogurt beku itupun keluar sia-sia,,,
Katakan Panci*us, saya masih belum terima kenyataan kalo untuk sepiring telur aduk dan kentang dan segelas teh manis saya harus membayar nyaris 100.000... Sedangkan di Giant kalo lagi promo, kentang sekilo tidak sampai 10.000,,hahahahahahahaha...untung saja saya ditraktir ya! Dasar anak kampung XD
Tapi....sekali-sekali boleh lah jajan mahal,,supaya saya bisa bilang saya orang Jakarta, dan ketika ditanya tentang makanan yang namanya pun susah saya sebutkan itu saya tau rasanya, saya sudah pernah mencobanya...
Sekali lho yaaaaa,,,se...ka...li!
No comments:
Post a Comment